Cerita Menjelang Peringatan Kemerdekaan RI Ke-66

Nasional / 15 August 2011

Kalangan Sendiri

Cerita Menjelang Peringatan Kemerdekaan RI Ke-66

Lois Official Writer
2421

Beberapa waktu yang lalu, foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dibakar oleh sejumlah mahasiswa. Tidak hanya itu, para mahasiswa juga menginjak bendera Fraksi Partai Demokrat, yang merupakan partai dimana SBY sebagai ketuanya. Karena itulah, Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi Bengkulu melaporkan para mahasiwa itu agar mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut.

“Silakan saja kalau mau melapor karena kami sudah siap sebelumnya dengan konsekuensi perjuangan seperti ini. Kami juga tidak akan berhenti meneriakkan kebenaran meski penjara taruhannya,” terang Sony Taurus, Presiden Badan Eksklusif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Bengkulu, mahasiswa yang melakukan pembakaran. Sejak saat itu, dia sering menerima teror SMS dari orang tidak dikenal. “Saya tidak ambil pusing dengan SMS tersebut, mahasiswa tidak akan menyerah dan berhenti untuk menempatkan posisinya sebagai agen dari perubahan,” katanya.

Cerita lain lagi dirilis Kompas.com mengenai seorang ibu transmigran di Kalimantan Tengah yang bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar. Suriansyah adalah sosok seorang ibu yang bahkan tidak bisa menggunakan kloset karena di kampungnya hanya menggunakan jamban. Berceritalah ibu ini kepada sang menteri mengenai desanya. Ibu ini datang dari desa kecil di Kalimantan untuk kebaikan desanya karena desa itu butuh perbaikan. Mungkin masih banyak desa-desa lainnya yang juga membutuhkan perhatian.

Kedua cerita di atas sedikit banyak mencerminkan betapa Indonesia menjelang usia ke-66 masih membutuhkan banyak perbaikan. Belum lagi mengenai masalah korupsi yang akhir-akhir mengisi berita-berita, juga ketika pemutarbalikkan nilai-nilai sehingga yang benar menjadi salah dan yang salah justru benar, ketika terjadi pertentangan antar umat beragama, semuanya ini membuat kita harus menyadari, Indonesia sudah terbilang tua untuk usia 66 tahun, namun mempunyai masalah yang begitu kompleks untuk diselesaikan.

Mari kita berhenti sejenak dari kegiatan yang sedang kita lakukan, kita pikirkan bangsa kita ini barang sejenak saja dan mencoba menilik kemajuan yang sudah dicapai oleh bangsa kita. Karena bagaimanapun juga, kita adalah bagian dari bangsa ini. Mungkin memang ada banyak kelemahan yang ada di bangsa ini, tapi kita sebagai warga negara jangan menghakimi. Tapi mulai berpikir, ‘Apa yang dapat kulakukan buat bangsa ini?’

Sumber : berbagai sumber/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami