Kerusuhan London Bukti Kemelorotan Moral

Nasional / 15 August 2011

Kalangan Sendiri

Kerusuhan London Bukti Kemelorotan Moral

Lestari99 Official Writer
2115

Otoritas Inggris memulihkan ketertiban paska kerusuhan yang menelan korban jiwa dan terjadinya penjarahan di beberapa kota minggu ini. Polisi menangkap 1.700 orang dan sekitar 600 orang dikenakan tuduhan kejahatan dengan kekerasan. Beberapa laporan media setempat menyalahkan ketimpangan sosial dan ekonomi, sementara para pemimpin politik dan agama mengatakan bahwa kerusuhan ini mencerminkan krisis moral.

Ribuan petugas polisi tambahan melindungi jalanan kota London. Kerusakan terlihat di toko-toko yang dijarah dan bangunan bagian luar yang terbakar. Perdana Menteri Inggris David Cameron mempersingkat liburannya di Italia untuk menangani kerusuhan.

“Jika Anda cukup dewasa untuk melakukan kejahatan ini, maka Anda cukup dewasa untuk menghadapi hukumannya,” ujar Cameron.

Situasi London saat ini sudah lebih tenang, namun pemerintah terkejut akan keganasan para perusuh.

“Kekerasan ini sungguh tak masuk akal karena masuk pada skala yang belum pernah saya saksikan sebelumnya,” ujar Garry Shewan dari Greater Manchester Police Department.

Beberapa perusuh memanfaatkan jaringan sosial untuk mengkoordinasikan taget pengrusakan dan pencurian mereka. Sementara, banyak warga turun ke jalan untuk mempertahanan rumah dan usaha mereka. Laporan media dan politisi mengatakan bahwa kerusuhan ini terkait dengan pemotongan kesejahteraan. Sementara reporter senior CBN News, Dale Hurd, tidak menyetujui hal itu.

“Ini merupkaan kejahatan massal yang liar. Kerusuhan ini merupakan sekelompok anak-anak yang melakukan apa yang mereka inginkan,” ujarnya. “Saat Anda hidup di strata bawah dalam vakum moral, ini bukanlah soal benar atau salah, melainkan tentang apakah Anda memiliki materi atau tidak,” tambah Hurd. “Saya pikir jika Anda bisa mendekati salah satu perusuh, jika Anda dapat menghentikan mereka di jalan dan berkata, ‘Kenapa engkau melakukan hal ini?’ Anda pasti akan mendapati tatapan bingung.”

Hurd mengatakan bahwa ini adalah krisis yang dihadapi seluruh dunia barat – erosi dari nilai-nilai kekristenan dan munculnya sekularisme. “Ini adalah fenomena paska kekristenan. Ini adalah krisis iman,” tegasnya. “Dan apa kode moral dari anak-anak ini yang dibesarkan dalam masyarakat yang berdasar pada konsumerisme dan hedonisme? Mereka tidak diajarkan untuk menghormati barang orang lain, atau hukum. Mereka dibesarkan dengan insting untuk bertahan hidup.”

Krisis moral seperti ini memang sedang dihadapi di seluruh dunia. Tak ada yang terlewatkan. Sepanjang jeritan masyarakat kecil terus diabaikan, sampai pada satu titik didih kerusuhan seperti ini bisa kembali terjadi di mana saja dan kapan saja.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami