Cerita Kemiskinan Seorang Wanita Bernama Ira

Nasional / 2 August 2011

Kalangan Sendiri

Cerita Kemiskinan Seorang Wanita Bernama Ira

Lois Official Writer
10718

Kita banyak melihat berita mengenai kemiskinan dan kelaparan yang melanda negara-negara lain, khususnya Somalia. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa kemiskinan itu juga ada di sekitar kita? Nasib Ira Siti (20) ini sungguh menyedihkan. Dia kehilangan segalanya, harta tak punya, cinta pun hilang dalam hidupnya. Dia sudah beberapa bulan tinggal di pekarangan kosong di  bawah pohon bambu. Warga tak ada yang tahu kalau dia hamil. Sebagian warga malah menganggap perempuan itu sebagai orang tidak waras.

Jadi, tidak ada yang tahu bahwa Ira melahirkan di semak-semak bawah pohon bambu yang hanya berjarak 15 meter dari pemukiman penduduk itu. Ini bukti begitu rendah kepekaan kita terhadap sesama. Kejadian ini berlangsung di gubuk reyot beratap sobekan plastik dan glangsing (zag) di bawah rumpun bambu di Desa Segoro Madu, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Senin (1/8) pukul 06.00 WIB. Tidak ada yang tahu saat wanita ini mengerang meregang nyawa tatkala si jabang bayi di kandungan hendak keluar.

Karena tak ada pertolongan, dia melahirkan bayi itu sendirian. Lantaran tak tahu bagaimana cara menangani persalinan, bayi yang masih menyatu dengan tali pusar pun akhirnya meninggal dunia. Andai pagi itu tak ada orang membuang sampah di dekat rumpun bambu itu, Ira mungkin juga sudah ditemukan mati kehilangan banyak darah. Akhirnya dia pun dievakuasi ke RS Ibnu Sina Gresik, dengan kondisi fisik sangat lemah karena 10 jam baru dibawa. “Sebenarnya, saya ingin minta bantuan warga sini. Tapi, apakah ada yang mau menolong saya? Saya takut,” ungkap perempuan muda ini dengan suara lemah.

Ira pun menjelaskan bahwa bayi yang dilahirkan itu sebagai anak pertama, hasil hubungan dengan kekasihnya, Asep. “Lima bulan lalu kami bercerai,” urainya. Sejak itu, Ira tetap berjualan nasi di Terminal Osowilangun. Dengan kandungan semakin membesar, dia tak kuat lagi jualan nasi. Akhirnya, dia memilih tinggal di semak-semak itu. Ini karena tidak ada sanak saudara yang bisa dimintai tempat berlindung. “Saya terpaksa meminta-minta di lampu merah untuk mencari sesuap nasi. Padahal, tubuh saya sudah tidak kuat lagi,” tuturnya.

Andai waktu itu ada orang-orang di sekitarnya yang lebih peduli. Ini hanyalah salah satu kisah kemiskinan yang terjadi di Indonesia, ada banyak cerita kemiskinan lainnya yang terjadi di Indonesia. Mungkin kemiskinan sedang terjadi di sekitar lingkungan Anda? Apa yang bisa kita lakukan? Kepedulian kita sebagai warga dari bangsa ini hendaknya makin bertambah dan mengurangi beban mereka yang benar-benar membutuhkan.

Sumber : tribunnews/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami