Inilah Kisah Keluarga Pewaris Iman Yang Mengubah Dunia

Internasional / 1 August 2011

Kalangan Sendiri

Inilah Kisah Keluarga Pewaris Iman Yang Mengubah Dunia

Lestari99 Official Writer
3272

Inilah sebuah kisah kehidupan yang dijalani dengan baik – bagaimana seorang pria memutuskan untuk hidup bagi Tuhan dan mengubah keluarga serta jutaan orang di seluruh dunia. Jesse Odell Grooms hidup selama 86 tahun, namun menurut putranya Mike, hidup Jesse sesungguhnya baru dimulai ketika ia memberikan hidupnya bagi Tuhan di umur 25 tahun.

“Ketika ia diselamatkan, ia berubah 180 derajat dan ia hanya jatuh cinta kepada Tuhan serta memenangkan jiwa,” kenang Mike.

Mike kembali mengenang bagaimana kehidupan yang dijalaninya bersama sang ayah.

“Ingatan pertamaku adalah bagaimana ayahku akan bagun pagi-pagi dan berdoa. Ia bangun sekitar pukul 4 atau 5 pagi untuk berdoa. Dan ayahku tidak melakukannya dengan suara pelan. Ia akan berbicara keras-keras kepada Tuhan,” ujarnya.

Tuhan telah mengubah “J.O.” (Jesse Odell) dari seorang penjudi New Orleans menjadi seorang pemenang jiwa. Komitmennya untuk menceritakan Yesus setiap saat membuatnya jauh dari istri dan kelima anaknya.

“Selama masa-masa remaja, saya benar-benar mempertanyakan Tuhan, dan saya berniat menjadi seorang ateis,” ujar Mike kepada CBN News. “Hal terbesar yang membawaku kepada Kristus, tak diragukan lagi, adalah fakta bahwa ayahku bukanlah seorang yang munafik,” tambahnya.

Mike tumbuh dewasa menjadi seorang pendeta. Semua anak J.O sesungguhnya menjadi pelayan sepenuh waktu. Namun cerita keluarga ini tidak berakhir di sana. Pada tahun 1969, J.O. menulis sebuah buku yang berjudul Treasure Path to Soul Winning. Buku kecil itu melemparkan pelayanannya ke tingkat global.

“Dia merasa jika orang-orang ingin memenangkan jiwa, mereka perlu tahu akan Firman Allah,” ujar Mike. “Dia benar-benar percaya bahwa Anda seharusnya tidak hanya menggunakan dua atau tiga langkah sederhana untuk membuat seseorang mengucapkan doa. Anda perlu membagikan Firman Tuhan.”

Pelayanan J.O. telah membawanya ke seluruh dunia, termask Rusia, Nigeria, Amerika Selatan dan Filipina. Tuhan terutama memberikan beban India ke dalam hatinya.

“Dia berkata, ‘Siapa yang akan memberitahu kepada jutaan orang di India mengenai Yesus?’” ujar Mike. J.O tahu bahwa waktu hidupnya sangatlah singkat dan rencana untuk meneruskan api itu kepada cucunya Jonathan merupakan salah satu usahanya.

“Akan selalu terlihat bahwa Tuhan meletakkan tangannya di atas Jon dengan cara yang khusus, bahkan saat ia masih seorang anak-anak,” ujar Mike. “Jon merupakan salah satu dari anak-anak yang benar-benar tepat untuk tugas ini, mengasihi Tuhan dan memiliki hati untuk melayani Tuhan.”

Saat ini, sebagai seorang pemimpin berusia 31 tahun dari pelayanan internasional J.O, gaya Jon tidak jauh berbeda. Meskipun kakeknya adalah seorang yang berani dan keras, Jon adalah seorang yang tenang dan sederhana.

“Hal ini merupakan sebuah kehormatan besar dalam berbagai cara, tetapi juga merupakan tugas yang sangat berat,” ujar Jon kepada CBN News. “Dan itu adalah salah satu hal yang membuat saya harus datang kepada Tuhan dan berkata, ‘Tuhan, Engkau adalah satu-satunya. Berikan kepada saya kekuatan, keberanian, keberanian untuk dapat memenuhi panggilan seperti yang dilakukan kakek saya.’”

J.O. Grooms pulang ke rumah Bapa tahun lalu. Namun warisannya tetap hidup dalam 16 bahasa yang berbeda melalui buku Treasure Path. Ada juga Global Partners in Peace and Development, organisasi kemanusiaan Jonathan Grooms. Organisasi ini telah menolong anak-anak yatim dari Haiti sampai India.

“Kebutuhan terbesar dari orang-orang yang terluka ini adalah... ketika Anda melihat ke dalam mata mereka, kebutuhan terbesar mereka adalah kebutuhan untuk memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus,” ujar Jon.

Baru-baru ini, Jon dan istrinya Heidi mengajak kedua putra mereka yang masih kecil untuk melakukan perjalanan misi pertama mereka ke India.

“Salah satu momen yang paling istimewa adalah ketika putra kami yang berusia 3 tahun berdiri di depan sekitar 40 anak yatim dan menyanyikan lagu ‘Jesus Loves the Little Children of the World’,” kenang Jon. “Dan itulah keingian saya bahwa dia benar-benar tahu apa yang ia nyanyikan. Dan Tuhan sungguh-sungguh mengasihi semua anak-anak itu. Kerinduan hati kami adalah untuk membuat putra kami dan juga anak-anak kami nantinya tahu bahwa Tuhan telah memberikannya kepada kita. Waktu kita di bumi ini singkat adanya, dan kita harus hidup setiap menit untuk tujuan kekekalan,” tambah Jon.

Jon sungguh-sungguh melakukan hal itu – sama seperti yang dilakukan kakeknya.

“Ya, saya dapat melihat hal itu. Meskipun banyak tekanan yang harus saya alami untuk melakukan pekerjaan Tuhan,” ujar Jon. “Tapi ini bukanlah panggilan ayah saya untuk saya. Ini bukanlah panggilan kakek saya untuk saya. Ini adalah panggilan dari Tuhan.”

Setiap orang yang mengerti panggilannya secara jelas dan melakukannya tidak akan pernah salah dalam melangkah. Karena tangan Tuhan senantiasa menuntun segala perjalanan hidupnya.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami