Perjalanan Hidup Seorang Atheis dan Penyihir Mengenal Yesus

Internasional / 18 June 2011

Kalangan Sendiri

Perjalanan Hidup Seorang Atheis dan Penyihir Mengenal Yesus

Lois Official Writer
3993

Kehidupannya sebelum mengenal Kristus sangat jauh dari Tuhan. Pengusaha yang sekarang berumur 64 tahun ini bahkan ketika diberitahu tentang Tuhan, sangat marah. Menurutnya, gereja penuh dengan kemunafikan. Kedua orangtuanya Kristen dan menghadiri kebaktian, yang tentu saja membawanya serta ke gereja. “Gereja itu punya pendeta terburuk, mereka mabuk-mabukan atau mengejar wanita di gereja dan para jemaat selalu bertengkar. Lalu ada juga seorang pria yang selalu berteriak-teriak. Semuanya munafik. Segera sesudah saya cukup besar ketika saya tidak diharuskan pergi, saya tidak pergi.”

Saat dia berumur 5 tahun, dia membunuh kelinci peliharaannya. Keagamaan tidak pernah penting baginya, apalagi ketika dia membaca banyak buku yang menentang agama. Sejak itu, dia ateis. Dia hanya tidur selama 3-4 jam hanya untuk membaca buku agar dapat dijadikan senjata untuk menentang Kristen. Dia meninggalkan rumah di usia 17 tahun dan tinggal di jalanan dimana dia selalu memakai obat-obatan, katanya. Dia mencoba masuk militer tapi gagal setelah berkelahi sehingga dia disuruh ke psikiater. Di sana dibilang dia seorang yang sociopath, atau orang yang tidak bisa bersosialisasi sehingga dia tidak bisa ikut militer. Setelah itu, dia ditangkap karena terlibat heroin.

Saat dia tinggal di New Orleans, dia memutuskan untuk mencoba ilmu sihir dan berhasil. “Saya mulai percaya kepada setan, saya selalu sukses memantrai orang dan bekerja. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri.” ceritanya. Dia meninggalkan latihan setelah sukses menyulap setan di sungai, karena harusnya sungai memberikan kekuatan lebih kepada orang, tapi ternyata tidak. “Saya mencoba menyulap setan dan hal itu sangat menakutkan sehingga saya keluar dari dunia sihir.” kata Bob Williamson.

Suatu hari, dia berkelahi di sebuah bar dan hampir membunuh orang, polisi mencarinya. Dia melarikan diri ke Atlanta. Dua minggu setelah kedatangannya, kepalanya ditabrak sehingga hampir meninggal saat itu juga. Selama berada di rumah sakit, dia berteman baik dengan seorang suster Afrika-Amerika. Karena dia imsonia dan gemar membaca, dia meminta suster itu membawakannya buku.

Dalam list buku penjualan terbaik, dia melihat ada Alkitab. Dia berpikir untuk membaca Alkitab, bukan karena bertobat tapi untuk menentang setiap kalimat. Dia mulai membaca Perjanjian Lama yang sangat membosankan baginya. Kemudian, suster itu memberikan Alkitabnya pribadi dimana dia bisa menggarisbawahi setiap kalimat di dalam Perjanjian Baru. “Saya mencoba membacanya lagi dan semakin saya baca semakin saya menemukan bahwa Yesus tidak seperti yang saya pikirkan selama ini. Dia begitu berbelas kasih, penuh cinta, dan peduli kepada semua orang yang lemah dan putus asa.”

Saat dia membaca Filipi 4:13 (Segala perkara bisa kulakukan bersama-Nya yang memberikan kekuatan kepadaku), dia langsung menutupnya dan memanggil suster tersebut. Dia memberitahunya bahwa “Alkitabmu hanyalah omong kosong.” Dia menunjukkan ayat itu dan menceritakan kisah hidupnya. “Saya punya semua teman yang mati karena berbagai sebab. Saya melihat orang bunuh diri termasuk kakak saya. Saya sendiri membunuh saat merampok.” katanya kepada si suster. Apa jawabnya? Suster itu meletakkan tangan di pinggul lalu berkata “Yesus adalah Tuhan dan Dia bisa melakukan apapun yang Dia mau dan Dia bisa mengubah kisah burukmu.” Sejak itulah dia menjadi percaya Yesus. Itulah yang terjadi jika seseorang diubahkan, dengan kejadian sederhana pun Tuhan mampu mengubah mereka.

Tentu saja, bukan berarti kehidupan kita jadi berjalan lancar dan mudah. Saat usianya 20-an, dia memutuskan untuk bekerja lebih keras daripada yang lain karena dia sendiri tanpa titel dan tidak punya uang. Dia dipromosikan sebanyak 8 kali dan menghemat uang perusahaan. Dia melihat bisnis cat dan berhutang $1000 untuk memulai bisnisnya sendiri di ruang bawah tanah sebuah bangunan tahun 1977. “Semua orang menganggap saya gila tapi saya terus berpikir ‘Saya bisa melakukan semua hal melalui Kristus yang menguatkan saya.’” Perjalanan hidupnya penuh lika-liku tapi dia tetap berpegang pada ayat tersebut sampai akhirnya dia berhasil dan menjadi kaya dan menjadi berkat buat orang lain.

Siapa yang bisa mengira seorang atheis yang sudah membunuh sejak umur 5 tahun, terlibat alkohol umur 15 tahun, dan seorang sociopath kejiwaan saat berumur 18 tahun, akan menemukan Tuhan dan sekarang mempunyai perusahaan software yang multijutaan dolar. Itulah yang bisa Tuhan lakukan untuk setiap dari kita. Seburuk apapun kita, Tuhan bisa jadikan mulia. Asal kita mulai mencari-Nya dan berserah pada-Nya.

Sumber : christianpost/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami