Pancasila Lahir Bukan Cuma Untuk Dihapalkan Tapi Diaplikasikan

Nasional / 1 June 2011

Kalangan Sendiri

Pancasila Lahir Bukan Cuma Untuk Dihapalkan Tapi Diaplikasikan

Lois Official Writer
2096

Tahukah Anda bahwa hari ini adalah Hari Lahirnya Pancasila? Pada hasil survey cepat yang diadakan oleh BPS Merauke, sebagian besar masyarakat Merauke tampaknya tidak dapat menghafalkan Pancasila lagi. Jangankan masyarakat biasa, PNS pun ada yang tidak bisa menghafal Pancasila. “Ada yang sama sekali tidak tahu, ada juga yang menyebutkan sila-silanya bolak-balik, tidak beraturan lagi,” kata Kepala BPS Merauke Sarjan Sarmidjan, kepada Cenderawasih Pos.

Survey mendadak tersebut memang cepat dan mendadak digelar di seluruh Indonesia sebagai perintah langsung dari Presiden SBY terkait pemahaman terhadap implementasi terhadap pilar berbangsa bernegara. Survey dari seluruh Indonesia itu kemudian ditindaklanjuti cara penanganan yang lebih efektif agar masyarakat Indonesia mengamalkan Pancasila dalam hidupnya.

Salah satu implementasi yang dilakukan Walikota Bekasi Rahmat Effendi untuk hal itu adalah mengadakan deklarasi kerukunan umat beragama. Ditargetkan sedikitnya 1.000 masyarakat Kota Bekasi akan ikut terlibat. “Sengaja dipilih tanggal itu supaya semangat Pancasila turut membangkitkan masyarakat untuk menjaga kerukunan hidup beragama,” kata Rahmat kemudian.

Latar belakang pelaksanaan deklarasi ini, dilandasi kondisi keragaman masyarakat Kota Bekasi. Keragaman ni kerap memicu timbulnya konflik horizontal antar umat beragama. Contohnya saja bentrokan antara FPI dan jemaat HKBP Bekasi, beberapa waktu yang lalu. “Karena tak ingin kasus serupa kembali terjadi, makanya deklarasi ini harus dilakukan. Pembahasannya terbilang lama karena kami mengingini semua hal yang dapat memicu konflik dapat terjembatani di poin-poin yang dideklarasikan,” tutur Rahmat.

Keempat poin yang dideklarasikan adalah tekad membangun dan menjaga suasana kerukunan hidup antar umat beragama dengan mendukung pemerintah yang melindungi dan menjamin pelaksanaan peribadatan sesuai ajaran agama dan Pancasila serta UUD 1945. Membangun dialog antar umat beragama yang mengedepankan musyawarah mufakat demi membangun suasana damai dan kondusif. Masing-masing umat dapat menjalankan peribadatan sesuai ajaran masing-masing tanpa terpengaruh provokasi dari umat beragama lain. Terakhir, harus melakukan koordinasi saat melihat munculnya potensi konflik.

Pancasila harus tumbuh di dalam hati kita dan berbuah. Dalam darah kita harus mengalir sila-sila itu agar tidak terjadi konflik antar umat beragama, antar suku, antar daerah, ataupun antar personal. Jangan jadikan Pancasila hanya sebagai hapalan semata tapi jadikan panutan hidup dalam bersosialisasi dengan orang-orang yang berbeda dengan kita.

Sumber : berbagai sumber/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami