Misteri di Balik 10 Perilaku Biasa Manusia

Nasional / 26 May 2011

Kalangan Sendiri

Misteri di Balik 10 Perilaku Biasa Manusia

Lois Official Writer
2102

Manusia memang merupakan ciptaan Tuhan yang istimewa dan tiada duanya. Pernahkah Anda menyadari jika hal yang biasa kita lihat merupakan hal yang terlihat aneh kalau dipikirkan lebih lanjut. Hal serupa juga berlaku untuk perilaku. Misalnya, saat ada hal lucu, manusia tertawa terbahak-bahak. Selain itu, sepertiga hari manusia dihabiskan dalam kondisi seperti mati atau dikenal dengan tidur. Meskipun ini hal yang biasa terjadi, tapi cukup aneh kalau direnungkan. Inilah sebabnya hal-hal itu dapat terjadi :

Menangis. Kesedihan bisa membuat air mata jatuh. Di antara semua makhluk, hanya manusia yang bisa menangis karena emosi. Tak hanya berguna mengkomunikasikan perasaan, ilmuwan yakin ada hormon tak diinginkan dalam air mata dan protein lain yang dihasilkan selama masa stress. Hal semacam ini disebut efek ‘tangsi kebaikan’.

Cegukan. Cegukan merupakan kejang paksa diafragma (membrane otot dada untuk bernapas). Kejang ini membuat otot iritasi akibat banyaknya atau sedikitnya makanan dalam perut. Anehnya, cegukan tak memiliki tujuan. Suatu hipotesa dikatakan bahwa cegukan merupakan sisa refleks menghisap primitive.

Tidur. Tak seorangpun bisa melewati hari tanpa tidur. Perilaku inilah satu-satunya yang bisa dipahami. Tidur memungkinkan ‘pemeliharaan’ dari produksi kimia selama bangun untuk perkembangan otak. Beberapa teori menunjukkan, tidur penting untuk ingatan dan pembelajaran. Tidur juga membantu memasukkan ingatan episodic ke dalam ‘media penyimpanan’ jangka panjang.

Kematian. Kematian bukan aktivitas sehari-hari, namun kematian pasti terjadi pada setiap orang, tergantung waktunya. Mengapa? Manusia mati karena sel mati. Meski sel terus diperbarui, namun sel tersebut tidak bisa memperbarui diri selamanya. Dalam sel terdapat telomeres untuk menyimpan informasi genetic. Namun lama kelamaan, telomeres ini tak mampu menyimpan informasi dan sel tak bisa membagi diri lagi. Itulah yang menyebabkan kematian.

Melihat dalam 3D. Bagaimana mata manusia bisa menghasilkan visi 3D? Hal ini sebenarnya trik pikiran. Otak manusia memanfaatkan ‘teropong disparitas’ guna melihat gambar berbeda dari mata kiri dan kanan. Dengan menggunakan gambar itu, otak manusia merekonstruksi kedalaman. Untuk obyek dekat, otak mendaftar ‘konvergensi’ mata manusia guna menentukan seberapa jauh jarak. Saat memandang sesuatu yang bergerak, secara tak sadar jarak itu menimbulkan ‘parallax’ yang pada kecepatan berbeda, obyek akan terlihat mendekat atau menjauh.

Tersipu. Tersipu membuat pipi memerah. Mengapa bisa begitu? Reaksi ini diakibatkan biologi tersipu bekerja dengan meluaskan area pembuluh darah muka untuk menimbulkan efek memerah itu. Namun hingga kini, ilmuwan tak memahami apa fungsi tersipu.

Ciuman. Ciuman memungkinkan orang menggunakan bau dan rasa guna menilai pasangannya. Nafas dan air ludah seseorang menyimpan sinyal kimia penanda sehat atau sakit. Lebih lanjut, kulit di hidung dan mulut diselimuti minyak berisi feronom, kimia riasan biologis manusia.

Kentut. Tiap makan dan minum, gas masuk ke tubuh. Faktanya, suatu hal normal kentut 1.9 liter atau sekitar 15-20 kentut setiap hari. Aroma khusus kentut berasal dari bakteri perut. Saat memproses makanan menjadi nutrisi di perut, mikroba menghasilkan bau hydrogen sulfide (gas serupa telur busuk). Hati-hati, jenis gula alami pada susu dan buah menjadi penyumbang kentut terbanyak.

Tertawa. Saat ada hal lucu, dorongan tawa selalu muncul. Mengapa bisa begitu? Psikolog yakin perilaku ini merupakan respon untuk memberi sinyal pada orang lain melalui penyebaran emosi positif, mengurangi stress, dan kontribusi kohesi. Hal serupa juga terjadi pada primate, simpanse, dan orangutan.

Berkedip. Aktivitas ini dilakukan untuk menghilangkan partikel debu dan menyebarkan cairan pelumas ke bola mata. Yang anehnya, manusia selalu tak bisa melihat kegelapan dalam aktivitas yang dilakukan 2-10 detik itu. Ilmuwan menemukan otak manusia memiliki bakat mengabaikan gelap sementara. Berkedip menekan aktivitas beberapa otak yang bertanggung jawab mendeteksi perubahan lingkungan. Tidak percaya? Coba saja berkedip.

Semuanya itu menjadi satu kesatuan yang mungkin tidak semua ilmuwan bisa menjelaskannya tapi dapat dirasakan setiap manusia. Hal-hal yang begitu wajar yang Tuhan berikan ke dalam hidup manusia. Nikmatilah semuanya dan bersyukurlah bahwa Anda masih bisa menikmatinya.

Sumber : inilah/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami