Tahun 2014, Akankah NII Berkuasa di Bumi Indonesia?

Nasional / 7 May 2011

Kalangan Sendiri

Tahun 2014, Akankah NII Berkuasa di Bumi Indonesia?

Lois Official Writer
5643

Semakin parah, kelompok Negara Islam Indonesia menargetkan pada tahun 2014 nanti, mereka mampu merebut kekuasaan negara lewat anggota-anggotanya yang memiliki posisi sebagai pengambil keputusan. Demikian yang disampaikan oleh Sukanto (34), Ketua Tim Rehabilitasi NII Crisis Centre, Jumat (6/5). Ia menyampaikan hal itu sebelum mengarahkan sejumlah mahasiswa Universitas Dharma Persada, Kelapa Dua, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Sukanto mengakui target menguasai negara tersendat karena ada sekelompok elite NII yang mengambil jalan pintas lewat politik. “Tahun 2009, ada lima anggota NII yang mencalonkan diri sebagai anggota DPR lewat Partai Republikan. Tapi niat mereka menjadi wakil rakyat gagal karena partai mereka terdepak oleh ketentuan electoral threshold. Kelima elite NII yang mewakili lima daerah pemilihan ini antara lain mewakili daerah pemilihan Tangerang dan Bogor,” papar Sukanto.

Kemudian NII di bawah kepemimpinan Panji Gumilang alias Samsul Alam alias Abu Totok mengubah haluan dari gerakan radikal militer menjadi gerakan pendidikan. “Oleh karena itu, NII di bawah Panji Gumilang dengan segala cara mengumpulkan dana untuk membiayai kegiatan pendidikan yang berkualitas. Buktinya, hampir seluruh aliran dana mengucur ke Pondok Pesantren Al-Zaytun,” ungkapnya.

NII berharap pondok pesantren ini kelak melahirkan tokoh-tokoh besar NII yang memiliki latar belakang prestasi akaemis yang tinggi. Sukanto mengatakan, dana NII diperoleh dari iuran anggota, kegiatan mencari sumbangan, dan mencuri. “Jumlah anggota NII di Jakarta saja 151.000 orang. Mereka bekerja mencari sumbangan secara bergantian, hampir 24 jam tanpa henti. Anak-anak pun dikerahkan mengemis di SPBU-SPBU, sementara kader lainya mencuri komputer jinjing di lingkungan kampus. Bayangkan, dalam waktu dua bulan mereka mampu mencuri 50 komputer jinjing, yang mereka jual dengan harga Rp 5 juta,” ungkapnya lagi.

Menurutnya, para kader muda NII diawasi ketat oleh senior-senior dan jaringan di atasnya. Hal itu sudah berlangsung sejak proses rekrumen dilakukan. “Kalau mereka menghilang, bakal dicari dan diteror sampai mereka kembali ke pangkuan NII,” tandasnya. Sampai sekarang, laporan orang hilang yang diduga diculik NII sebanyak 80 orang, sementara yang sudah teridentifikasi baru 35 orang.

Pemerintah jangan anggap enteng hal ini dan benar-benar ditindaklanjuti dengan serius, jangan sampai NII nanti menjadi ‘duri dalam daging’ Indonesia yang sangat mengganggu. Radikalisme di negara yang berpenduduk dengan suku, kaum, bahasa, agama, maupun keyakinan ini tidak cocok sehingga harus dibuang jauh-jauh.

Sumber : kompas/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami