Radikalisme Ideologi Serang Pendidikan di Negeri ini

Nasional / 4 May 2011

Kalangan Sendiri

Radikalisme Ideologi Serang Pendidikan di Negeri ini

daniel.tanamal Official Writer
3688

Maraknya fenomena perekrutan anak-anak muda seperti siswa sekolah menengah, mahasiswa, atau golongan terpelajar di kampus yang dilakukan oleh beberapa kelompok ideologi melalui prosesi indoktrinasi jelas membuat banyak pihak resah. Menyambut hari pendidikan nasional yang jatuh pada Senin 2 Mei kemarin, penting untuk kita menyikapi dengan kepala dingin terkait institusi vital seperti pendidikan yang kini dapat disusupi radikalisme.

Pengamat pendidikan Universitas Negeri Jakarta, Loody Paat menilai, pihak sekolah dan universitas sebaiknya merumuskan kembali pola pembinaan siswa. Hal itu perlu dilakukan untuk menangkal masuknya ideologi radikal di kalangan pelajar. Menurutnya jika Pancasila diamalkan oleh siswa, maka penyimpangan tak akan sampai terjadi. " Pola pembinaan siswa harus dilihat lagi. Yang penting pengetahuan, semakin kritis dan semakin banyak pengetahuan, kecil kemungkinan terpengaruh ideologi radikal," kata Loody.

Keresahan inipun cepat ditanggapi pemerintah, yang hari ini Rabu (4/5) mengumpulkan seluruh rektor dan pembantu rektor (PR) bidang kemahasiswaan di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) untuk membicarakan pencegahan dan tindak lanjut dari gerakan ini. " Munculnya pemikiran radikal ini ada yang menanam, karena subur tanahnya dan cocok. Lalu ada pupuknya di antaranya kalau pemerintah gagal menyejahterakan rakyat dan menegakkan keadilan. Bila ini terjadi mereka memperkuat doktrinnya.Nah pemikiran ini mesti ditutup juga dengan pemikiran yakni dengan pendidikan karakter yang menumbuhkan kecintaan kepada tanah air, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI," ujar Mendiknas M. Nuh.

Terlepas dari semua kalangan yang melihat pembenahan harus dimulai dari institusi pendidikan, namun perlu kita sadari bersama penanganan bahwa bahaya radikalisasi bukan berhenti pada institusi pendidikan, tokoh agama, Atau sekadar diselesaikan dengan tugas kepolisian mengejar para pelaku.

Akan tetapi, fenomena ini hendaknya menjadi bahan refleksi bagi para orang tua juga keluarga di rumah, cendekiawan kampus, pemerintah sebagai pengelola kebijakan pendidikan, serta berbagai komponen lainnya agar meninjau ulang atau merefeksikan praktik pendidikan yang selama ini telah dilakukan kemungkinan ada kesalahan. Inilah tantangan yang harus dijawab secara bersama-sama.

Sumber : Jawaban.com/DPT
Halaman :
1

Ikuti Kami