Bagaimana Sebaiknya Orang Kristen Menyikapi Kematian Osama Bin Laden?

Nasional / 3 May 2011

Kalangan Sendiri

Bagaimana Sebaiknya Orang Kristen Menyikapi Kematian Osama Bin Laden?

Lestari99 Official Writer
4295

Orang Amerika dibangunkan pada hari Senin pagi dengan berita kematian pendiri al-Qaeda Osama bin Laden.

Presiden Barack Obama mengumumkan kematiannya pada Minggu larut malam melalui sebuah penayangan di televisi bahwa pasukan Amerika membunuh bin Laden dalam sebuah pertempuran di Abbottabad, Pakistan.

“Kematian bin Laden menjadi sebuah pencapaian yang sangat baik hingga saat ini dalam upaya bangsa kita untuk mengalahkan a-Qaeda,” ujar Obama.

Segera setelah pengumuman tersebut, orang Amerika mulai merayakan kematian Osama. Termasuk para pemimpin Kristen yang menggunakan media Twitter untuk merayakan keberhasilan itu.

“Saya TENTU SAJA meratapi kematian = kematian luas yang diciptakan dalam kehidupan bin laden. Hari ini kita HARUS merayakan pengorbanan dan kemenangan pasukan kita,” tulis Pastor Steven Furtick dari Elevation Church di Charlotte melalui twitternya.

“Saya tanpa menyesal merayakan nasib orang banyak yang akan memiliki kesempatan untuk hidup karena kematian pria ini. Itu sangatlah bagus – ITU adalah kemenangan.”

Saat merayakan, Furtick juga mengingat ribuan orang yang menjadi korban terorisme.

“Simpati saya bagi ribuan orang yang telah dikirim bin Laden ke dalam kekekalan tanpa Kristus dan mereka yang terpaksa bertahan dalam neraka di bumi.” Furtick juga mentweet bagian Alkitab dari Mazmur 9:20-21 yang menyatakan, “Bangkitlah, TUHAN, janganlah manusia merajalela; biarlah bangsa-bangsa dihakimi di hadapan-Mu! Biarlah mereka menjadi takut, ya TUHAN, sehingga bangsa-bangsa itu mengakui, bahwa mereka manusia saja.”

Beberapa orang Kristen, bagaimanapun juga, lebih berhati-hati dalam meresponi berita tersebut.

Brian Mclaren, yang dianggap sebagai pemimpin gereja, menyayangkan gambar yang dilihatnya di televisi bagaimana mahasiswa Amerika bersukaria di luar gedung Putih, berteriak dan menyanyikan lagu kebangsaan Amerika sambil menumpahkan bir.

Saat ini di Inggris, McLaren menyatakan bahwa ia melihat adegan yang sama saat ia membalik-balik saluran televisi.

“Saya hanya dapat mengatakan bahwa gambar ini tidak mencerminkan hal yang baik dari negara saya,” ujarnya.

“Sukacita merayakan pembunuhan dari seorang pembunuh yang membunuh dengan sukacita menjadi sebuah ironi yang saya harap tidak akan mematikan hati nurani kita. Apakah kita sedang belajar sesuatu, atau hanya berputar-putar semakin dalam ke dalam siklus kekerasan?”

Dia mengutip sebuah email yang diterimanya dari temannya di Amerika, “Ketika saya menerima berita kematiannya, harus saya akui bahwa apa yang saya rasakan bukanlah kegembiraan, namun kesedihan... kesedihan yang mendalam karena hidupnya tidak mencerminkan maksud Tuhan bagi dunia ini... kesedihan yang mendalam saat saya harus mengantisipasi serbuan retorika yang telah menunggu saya di Facebook, internet dan televisi.

“Saya tidak mengerti bagaimana dunia dapat memungkinkan seorang pria yang dapat menyebabkan rasa sakit yang begitu dalam bagi banyak orang dan saya tidak mengerti akan dunia yang bergembira karena kematian seorang pria yang diciptakan dalam gambar Allah.”

Email tersebut melanjutkan, “Mungkin semua orang benar. Mungkin kematian Osama bin laden telah membuat dunia ini lebih aman. Namun saya tidak percaya bagaimanapun juga, bahwa kematiannya telah membuat dunia ini menjadi lebih indah.”

Tidak semua sependapat dengan McLaren. Tim Stevens, seorang pastor dari Granger Community Church di Indiana, juga menggunakan Twitter untuk mengekspresikan emosinya.

“Beberapa tweets menyarankan kita untuk merasa bersalah karena berbahagia mengenai hal ini, tapi saya tidak,” ujarnya.

Obama sendiri dalam pengumumannya memberikan pandangan akan bagaimana publik Amerika seharusnya bereaksi.

Obama pertama kali menekankan bahwa perang ini bukannya memerangi Islam dan bin Laden bukanlah seorang pemimpin Muslim, namun lebih kepada pembunuh massal. “Bahkan, al-Qaeda telah membantai banyak orang Muslim di banyak negara. Jadi kematiannya harus disambut oleh semua orang yang percaya pada perdamaian dan martabat manusia.”

Saat kematian bin Laden menandai kemenangan yang luar biasa, perang melawan teroris belumlah berakhir, Obama memperjelas pengumumannya.

“Tidak ada keraguan bahwa al-Qaeda akan terus melanjutkan serangan terhadap kita,” ujar Obama dalam pidatonya. Kita harus – dan kita akan – tetap waspada di negeri kita sendiri dan di luar negeri.”

Sementara itu, mungkin respon yang tepat bagi kematian bin Laden adalah untuk melihat apakah hal ini penting bagi pemberitaan Injil.

"Tuhan, kiranya kami dapat melihat perdamaian. Semoga dunia menjadi lebih bebas sehingga Injil dapat diberitakan tanpa pelarangan. Gunakan kejadian ini untuk menyatakan kehendak Tuhan atas dunia ini,” tulis Ed Stetzer, seorang misiologis dan pastor Southern Babtist dalam twitternya.

Sumber : christianpost.com
Halaman :
1

Ikuti Kami