Sebuah perusahaan pizza di New Zealand menyebabkan pencemaran nama baik karena iklan di papan pengumuman yang menyatakan slogan : “Hanya untuk waktu tertentu. Potongan kecil seperti Yesus.” Roti ini diiklankan dengan slogan yang menyepelekan, ditambah lagi di atas roti tersebut, bukan gambar salib yang ada namun gambar sebuah pentagram, simbol design dari setan.
Papan iklan yang besar itu, ditaruh oleh perusahaan Hell Pizza, yang sudah dipasang di sekitar Auckland, kota terbesar di negara tersebut. Lloyd Ashton, seorang juru bicara dari Gereja Anglikan New Zealand, mengutuk perusahaan periklanan dengan rasa tidak hormat dan tercela. “Mereka sangat tidak menghormati apa yang orang yakini secara sungguh-sungguh,” katanya. “Mereka sudah berani melakukan tindakan yang tercela atas sesuatu hal dimana orang-orang menganggapnya suci.” katanya lagi.
Patrick Dunn, seorang Uskup Katolik Roma di Auckland mengatakan, “Seharusnya dalam beberapa cara mereka mengetahui bahwa Yesus memang ada dalam waktu tertentu saja, tapi jika ada orang yang ingin memboikot Hell Pizza, maka saya akan menjadi salah satu bagian dari mereka.”
Menanggapi hal ini, Warren Powell, direktur perusahaan tersebut mengadakan kampanye dengan mengatakan, “Saya tidak melihat bagaimana hal ini tidak menghormati agama seseorang. Kami bisa saja menghadirkan hal yang sama tahun depan, dan setiap orang mengatakan Yesus Kristus akan datang suatu hari nanti,” katanya kepada New Zealand Herald. Otoritas Periklanan Standar New Zealand sudah menerima keluhan tentang iklan tersebut dan akan menindaklanjuti hal ini.
Orang bisa saja membuat roti dengan memberikan simbol setan tapi mengatasnamakan Yesus, tapi Yesus sendiri sudah mengatakan kepada kita bahwa kita harus siap dihina, karena Dia bukanlah berasal dari dunia ini. Pada saatnya nanti, dunia akan melihat kemuliaan-Nya dan bagaimana Diri-Nya yang sesungguhnya dan bagaimana pengorbanan-Nya untuk kita. Kita perlu belajar dari Yesus lebih dalam lagi, agar kita tahu dimana posisi kita melalui Who Is Jesus. Siapakah Dia yang sesungguhnya dan dimanakah peran kita di dalam Dia?
Sumber : telegraph/lh3