Anak-anak Jepang Tetap Setia Menunggu Orangtua Mereka Di Sekolah

Nasional / 22 March 2011

Kalangan Sendiri

Anak-anak Jepang Tetap Setia Menunggu Orangtua Mereka Di Sekolah

daniel.tanamal Official Writer
2917

Sebuah laporan mengharukan datang dari bumi Sakura Jepang. Bencana gempa berikut tsunami yang meluluhlantakan negara tersebut tak hanya meninggalkan kerugian materi yang begitu besar di Jepang. Efek lain adalah terguncangnya moril warga, khususnya anak-anak yang kehilangan orangtua mereka.

Daily Mail melaporkan Pascagempa bumi dan tsunami, kondisi wilayah timur laut Jepang, porak poranda. Banyak orang kehilangan anggota keluarga dan harta bendanya. Tak terkecuali 30 bocah yang bersekolah di Sekolah Dasar Kama, di kota Ishinomaki. kondisi mereka sangat memprihatikan. Mereka tetap duduk di ruang kelas mereka yang ada di lantai tiga. Duduk membisu, menunggu orangtua mereka datang menjemput mereka.

Beberapa waktu lalu tsunami memporakporandakan kota Ishinomaki, dan hingga saat ini, tak satu pun dari orang tua mereka yang datang ke sana. Beberapa siswa sepertinya yakin mereka akan tetap bisa bertemu orang tuanya. Guru-guru di sekolah tersebut meyakini, para siswa, yang berusia antara 8 hingga 12 tahun, tahu jika ayah dan ibu mereka menjadi korban hilang dan tidak akan pernah memasuki gerbang sekolah untuk menjumpai mereka. Namun mereka tidak pernah mengatakan apa-apa. Sembari menunggu, mereka duduk membaca atau bermain kartu, ditemani para guru. Pihak sekolah juga mencegah siapapun berbicara dengan mereka, tak terkecuali para wartawan.

Pihak sekolah khawatir, jika suara pintu yang terbuka akan menimbulkan harapan palsu pada siswa. Kebisuan mereka bertolak belakang dengan kondisi di lantai empat. Di ruangan ini, anak-anak bisa bermain dengan orangtuanya yang selamat. “Tsunami datang saat orangtua mereka datang untuk menjemput. Sehingga kami mengajak mereka masuk ke dalam gedung dan selamat,” ujar Masami Hoshi, salah satu guru.

Menurut Hoshi, siswa kelas lebih rendah telah meninggalkan sekolah bersama orang tuanya. “Mereka yang rumahnya di belakang sekolah mungkin selamat, namun entah bagaimana nasib mereka yang pergi ke arah lain,” imbuhnya. Di Ishinomaki, diperkirakan 25.000 orang tewas dan 10.000 orang lainnya masih hilang. Kemungkinan, di antara korban ini terdapat orangtua 30 siswa tersebut. Entah sampai kapan mereka harus menunggu.

Sumber : Tribun News/DPT
Halaman :
1

Ikuti Kami