Surat Khadafy : Putra Kami, Tuan Barack Hussein Obama

Nasional / 21 March 2011

Kalangan Sendiri

Surat Khadafy : Putra Kami, Tuan Barack Hussein Obama

Lois Official Writer
4500

“Kepada putra kami, Yang Mulia, Tuan Barack Hussein Obama. Seperti yang saya katakan sebelumnya, meski Libya dan AS berperang, Insya Allah, Anda akan tetap menjadi seorang putra. Gambaran mengenai Anda takkan berubah,” demikian salah satu isi surat yang ditulis Khadafy buat Presiden Amerika, Barack Obama. Isi surat itu sepertinya menggambarkan keinginan Khadafy untuk selalu menjalin hubungan baik dengan Obama. Tidak diketahui pula apakah maksud dari panggilan ‘putra’ itu, apakah merujuk pada ayah Obama yang seorang Muslim Kenya? Karena surat-surat Khadafy kepada pemimpin negara lain tidak semanis itu.

Namun, di bagian lain dari surat tersebut, menggambarkan sesuatu yang sama sekali berbeda. Di situ dituliskan, “Al Qaeda adalah organisasi bersenjata, yang melintasi Aljazair, Mauritania, dan Mali. Apa yang Anda lakukan jika mereka menguasai kota-kota di Amerika dengan kekuatan senjata? Apa yang Anda lakukan, sehingga saya bisa mengikuti contoh itu.” Apakah yang dimaksud Khadafy dengan pertanyaan itu? Apakah dia hendak berkata bahwa bukan dia yang harus ditentang tapi al qaeda, yang selama ini juga dipertentangkan dan dibasmi olehnya?

Dalam surat lain Khadafy menyatakan kekesalannya dengan resolusi Dewan Keamanan untuk memberlakukan no-fly zone di wilayah udaranya. “Kalian tak punya hak. Anda akan menyesal jika terlibat dalam hal ini, negara kami. Kami tak mungkin menembaki rakyat sendiri, ini ulah organisasi Al Qaeda.” kata Khadafy.

Surat kepada Obama dikirimkan setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memutuskan untuk menyerang Libya. Selain surat kepada Obama, dia juga menuliskan surat kepada Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron, Presiden Nicolas Sarkozy dan Sekjen PBB Ban Ki-Moon. Isi surat itu antara lain, “Libya bukan untuk Anda. Libya untuk rakyat Libya. Resolusi itu seharusnya tidak berlaku karena tidak sesuai dengan Piagam PBB, yang melarang mencampuri urusan dalam negeri negara lain,” tulisnya.

Meskipun negara-negara di dunia tidak menyetujui perbuatan rezim Khadafy, namun dunia menentang keras tindakan yang dilakukan PBB dengan mengebom Libya, karena hal itu akan mengakibatkan rakyat pun menjadi korban. Lalu, bagaimanakah jalan yang harus diambil? Kita serahkan kepada Tuhan dengan doa bahwa keadaan ini dapat segera diatasi tanpa rakyat harus menderita.

Sumber : vivanews/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami