Mukjizat Tuhan Atas Para Bayi Yang Selamat dari Bencana Jepang

Nasional / 16 March 2011

Kalangan Sendiri

Mukjizat Tuhan Atas Para Bayi Yang Selamat dari Bencana Jepang

daniel.tanamal Official Writer
6129

Mukjizat selalu terjadi diantara sisa cerita duka dalam peristiwa bencana. Seperti yang terjadi pada korban-korban terkecil yang selamat dari bencana gempa dan tsunami yang mengguncang Jepang Jumat lalu. Para bayi-bayi ini memberi kekuatan baru bagi bumi Sakura untuk terus menatap masa depan di tengah ancaman radiasi nuklir disana (baca : mari ikut memberi harapan di Jepang).

Tangisan mereka memecah dan keluar dari reruntuhan tsunami besar yang dipicu gempa dahsyat 8,9 skala Richter. Para penyelamat pun terperangah ketika menemukan bayi empat bulan menangis di reruntuhan rumah keluarganyadi sebelah timur laut Kota Ishinoma. Gelombang tsunami mematikan seolah tak kuasa merenggut kehidupan mereka yang baru beranjak menatap indahnya kasih sayang orangtua dengan buaian alam negara matahari terbit ini.

Salah satu kota yang nyaris rata dengan gelombang raksasa tsunami, Nobiru, juga memberikan kisah inspiratif ini, Shimizu Yasuhiro terlihat menggendong anaknya yang baru berusia 10 hari. Lahir tujuh hari sebelum gempa, bayi tersebut beruntung bisa selamat. Shimizu pun segera memutuskan untuk memberi nama anaknya, Lucky yang mempunyai arti istimewa yaitu keberuntungan. “Sebuah keajaiban karena ia masih hidup,” ujar Shimizu.

Di dalam sebuah penampungan di Iwaki, seorang ibu terlihat memandangi bayinya yang baru lahir 12 hari lalu. Tidak ada yang tahu bagaimana keduanya selamat dari gempa dan tsunami. Namun satu hal yang terpenting adalah mereka selamat dan dapat melanjutkan kehidupan. Jumat minggu lalu mungkin terasa sebagai akhir kehidupan untuk warga yang bermukim di wilayah yang diterjang tsunami.

Beberapa menit setelah mengambil barang yang tersisa, mereka berlari karena peringatan tsunami kembali berbunyi di seantero negeri. Tapi kali ini mereka dengan berat hati menyerahkan bayi perempuan mereka yang dibalut selimut ke tentara. Sebab, mereka percaya bayi mereka lebih aman bersama tentara.

Sumber : Berbagai Sumber/DPT
Halaman :
1

Ikuti Kami