PBNU : Tidak Ada Agama Mayoritas, Semua Agama Sejajar

Internasional / 16 March 2011

Kalangan Sendiri

PBNU : Tidak Ada Agama Mayoritas, Semua Agama Sejajar

Lois Official Writer
4131

Persoalan perampasan hak beribadah dan mendirikan rumah ibadah bagi GKI (Gereja Kristen Indonesia) Taman Yasmin Bogor rupanya ikut menarik perhatian Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU). Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Imadadun Rahmat menyatakan selama ini pihaknya selalu berkomitmen bahwa Indonesia adalah negara yang berwawasan kebangsaan. Jadi, tidak seharusnya hal seperti ini sampai terjadi.

“Tidak ada agama mayoritas, tidak ada pula privilege (hak istimewa). Semua agama diposisikan sejajar,” tegas Imdadun dalam jumpa pers yang digelar Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Jakarta. Imdadun juga menyatakan keprihatinan NU dengan munculnya intoleransi, terutama di kalangan kelompok radikal. Menurutnya, NU sudah sejak lama berjuang melawan kelompok-kelompok radikal yang cenderung menumbuhkan kebencian dalam khotbah-khotbah agamanya.

“NU sangat menyesalkan berbagai bentuk tindak kekerasan di kalangan minoritas. Kondisi ini seperti menunjukkan negara melakukan pembiaran,” imbuhnya. “Perbedaan keyakinan tidak boleh dijadikan dasar tindak kekerasan dan kesewenang-wenangan, dimana menempatkan kelompok minoritas sebagai korban,” ujar Imdadun.

Berkaca pada kasus GKI Taman Yasmin Bogor ini, NU mendesak negara dan pemerintah untuk memberikan perlindungan dan keselamatan, khususnya di dalam hal kebebasan beragama. “Kalau permasalahan kebebasan beragama ini tidak segera diselesaikan maka Indonesia akan hadapi disintegrasi yang sangat serius. Gagal sebagai negara, dan ambruk sebagai nation state,” pungkas Imdadun.

Kasus GKI Taman Yasmin merupakan contoh nyata dimana ketika kaum minoritas tidak menyalahi aturan dan ingin menjalankan hak kebebasan beragamanya, ada pihak-pihak yang membuat intoleransi semakin nyata terjadi. Jika pemerintah tidak serius dalam menanggapi kasus ini dengan tegas, dikuatirkan akan melebar ke masyarakat luas.

Sumber : mediaindonesia/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami