Bela Pengampunan, Satu-satunya Menteri Kristen Pakistan Menjadi Martir

Internasional / 3 March 2011

Kalangan Sendiri

Bela Pengampunan, Satu-satunya Menteri Kristen Pakistan Menjadi Martir

daniel.tanamal Official Writer
3764

Ternyata menginginkan perubahan dalam hukum penghujatan kontroversial terhadap negara, harganya sangat mahal. Menteri untuk Agama Minoritas Pakistan Shahbaz Bhatti yang gencar menginginkan perubahan demi pengampunan bagi rakyat dan juga satu-satunya anggota kabinet Pakistan yang beragama Kristen ini harus membayar dengan nyawanya. Dirinya ditembak mati oleh oknum bersenjata di Pakistan, Rabu (2/3).

Shahbaz Bhatti tewas ditangan tiga pria yang menembaki mobilnya, di garasi orangtuanya. Satu orang menembaki dengan senapan Kalashnikov dan segera melarikan diri dengan Suzuki Mehran berwarna putih. Gulam Rahim, seorang saksi mata yang menyaksikan seluruh kejadian dari balik pohon, menuturkan bahwa dua pria membuka pintu mobil Toyota hitam itu dan mencoba menarik Bhatti keluar. “Ia baru saja keluar dari garasi saat pria-pria itu menembakinya,” tuturnya.

Kepolisian masih menyelidiki secara menyeluruh atas pembunuhan ini. Kemungkinan pelaku penembakan adalah suruhan kelompok militan Al Qaeda dan Taliban karena di lokasi kejadian ditemukan pamflet dari Al Qaeda dan Taliban yang menyatakan sengaja mengincar Bhatti karena kepercayaan yang dianutnya dan menduganya sebagai anggota komite yang mengkaji ulang hukum baru tersebut.

Kejadian ini merupakan pembunuhan kedua dalam dua bulan, terhadap para penentang hukuman mati bagi orang yang dianggap menghina agama lain. Hukum anti-penghujatan telah menjadi sorotan sejak November tahun lalu, ketika pengadilan menjatuhkan vonis hukuman mati bagi seorang ibu beragama Kristen.

Bhatti bukanlah yang pertama. Pada 4 Januari lalu, gubernur provinsi terpadat di Punjab, Salman Taseer, yang sangat menentang hukum dan berusaha mencarikan pengampunan presiden bagi buruh tani beragama Kristen berusia 45 tahun, juga ditembak mati oleh salah seorang pengawalnya. Para penentang hukum ini memperoleh ancaman pembunuhan dan kemudian berakhir dengan kematian.

 

Sumber : Berbagai Sumber/DPT
Halaman :
1

Ikuti Kami