Apakah Saya Menikahi Orang Yang Salah?

Marriage / 1 March 2011

Kalangan Sendiri

Apakah Saya Menikahi Orang Yang Salah?

Lestari99 Official Writer
5768

Seperti yang ditunjukkan statistik perceraian terbaru, sepertinya semakin mudah bagi seseorang untuk menyerah dengan pernikahannya. Dan sayangnya, perceraian di kalangan orang kristen tidak lebih rendah dari kalangan lainnya. Mengapa hal itu bisa terjadi? Mengapa begitu banyak pernikahan yang gagal?

Menurt Mark Gungor, masalah tersebut berasal dari harapan yang dimiliki pasangan suami istri mengenai gambaran ideal akan pernikahan menurut versi mereka masing-masing. Setelah tiga puluh tahun melayani pasangan suami istri, Gungor mengatakan masalah yang paling umum ia dapati dalam pernikahan adalah mereka yang menikah seringkali tidak mengerti bagaimana membangun hubungan yang benar dengan pasangannya.

“Kebanyakan orang berpikir jika mereka sudah menikah, maka hubungan itu akan terjalin dengan sendirinya,” ujar Gungor.

Gungor membandingkan hal ini dengan Amsal 14:4 yang mengatakan, “Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah hasil.”

“Sebagaimana halnya sapi, pernikahan adalah suatu hal yang sangat hebat dan produktif,” ujarnya. “Namun jika Anda memiliki sapi, maka Anda juga harus berhadapan dengan kotoran sapi. Tidak ada pernikahan yang bebas dari kotoran. Masalahnya adalah banyak orang yang tidak mengharapkan akan menemukan kotoran dalam pernikahan mereka, dan ketika mereka menemukan hal-hal yang bau, mereka melihatnya sebagai tanda bahwa mereka telah menikah dengan orang yang salah.”

Berlawanan dengan apa yang dipercayai banyak orang, keberhasilan sebuah pernikahan tidak ada hubungannya dengan menikahi orang yang tepat. Kebenarannya adalah, sebuah pernikahan yang sukses bukanlah merupakan hasil dari menikahi orang yang “tepat”, memiliki perasaan emosi yang “tepat”, memiliki pemikiran yang “tepat”, atau bahkan berdoa dengan cara yang “tepat”.

Gungor percaya tidak ada “soul mate” dan Tuhan tidak menciptakan satu orang yang khusus “hanya untuk Anda” mungkin bukanlah suatu hal yang lazim di antara orang Kristen yang dibesarkan dengan keyakinan bahwa pernikahan yang baik adalah menemukan pasangan yang telah diciptakan Tuhan bagi mereka.

“Banyak yang terkejut, karena memang Alkitab tidak pernah memberitahu kita untuk menemukan seseorang yang telah Tuhan pilih. Namun Alkitab memberitahu kita bagaimana hidup bersama dengan seseorang yang telah kita pilih,” ujar Gungor. “Mengapa Tuhan tidak memilih seseorang yang dikhususkan hanya untuk Anda? Karena ia tahu bahwa prinsip-Nya akan kasih, penerimaan, kesabaran, dan pengampunan akan terus bekerja, dan prinsip itu berlaku setiap saat – tidak peduli dengan siapa Anda menikah.”

Masalahnya adalah ketika pasangan mengalami kesulitan maupun konflik dalam hubungan mereka, mereka pun beranggapan bahwa mereka telah berbuat kesalahan dan mereka berdua tidak seharusnya bersama.

“Lalu suara yang tidak bijak dari konvensi modern berteriak dalam pikiran mereka: ‘Jika segala hal menjadi buruk, kamu pasti telah menikahi orang yang salah’, ‘Masalah ini tidak seharusnya menjadi seberat ini’, ‘Kamu telah membuat kesalahan’, ‘Tuhan tidak ingin kamu merasa tidak dicintai’, dll. Dan sebagai hasilnya, pasangan menikah pun menjadikan pernikahan mereka sebagai jaminan.

Namun pasangan menikah, terutama orang Kristen, tidak boleh mengalah pada keyakinan palsu ini.

“Pernikahan orang Kristen seharusnya memiliki piijakan yang sama sekali berbeda dari pola pikir ini,” tulis Gungor. “Kita tidak seharusnya melepaskan hubungan yang sulit seperti halnya membuang popok sekali pakai.”

Melalui seminarnya “Laugh Your Way To A Better marriage”, dan bukunya dengan judul yang sama, Gungor berusaha mendidik pasangan menikah mengenai usaha yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pernikahan yang berhasil. Gungor percaya bahwa ada hukum “fisika pernikahan” yang harus diikuti setiap pasangan untuk memiliki pernikahan yang bertumbuh.

“Sama halnya dengan hukum fisika yang mempengaruhi setiap orang terlepas dari siapa mereka dan apa yang mereka percayai, ada juga hukum fisika pernikahan. Sayangnya, banyak orang yang terus melanggar semua hukum itu lalu kemudian tertegun saat menyadari bahwa pernikahan mereka berbau busuk,” ujar Gungor. “Jika pernikahan Anda bau, maka seseorang telah melanggar hukum fisika pernikahan. Sayangnya, kebanyakan orang tidak sadar kalau hukum itu ada, dan lebih sedikit orang yang tahu apa saja isi dari hukum itu.”

Selain hidup dengan hukum fisika pernikahan, Gungor mengatakan bahwa kunci lain untuk mengubah pernikahan yang gagal adalah pasangan suami istri harus memahami kebenaran dan tujuan sebenarnya dari pernikahan. Bukannya melihat pernikahan sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri, pasangan harus menyadari bahwa pernikahan adalah tempat pelatihan untuk membantu mereka menjadi semakin seperti Yesus.

“Tuhan ingin membunuh Anda. Bukan Anda secara fisik, tepi ego Anda. Yesus mengajarkan kita jika kita tidak mati untuk sifat ego kita, kita tidak akan pernah bisa mengalami semua berkat yang ingin Tuhan berikan pada kita. Nah, kalau ada lembaga yang dirancang untuk membunuh ego Anda, itu adalah pernikahan. Bahkan, hampir tidak mungkin untuk berhasil menjalani pernikahan jika Anda tidak belajar bagaimana membiarkan bagian dari ego Anda mati.”

Terlepas dari setiap masalah yang dihadapi pasangan suami istri, dengan bimbingan Tuhan dan keinginan untuk mensukseskan pernikahan, membangun pernikahan yang sukses dan bahagia sangatlah mungkin.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami