Pertempuran Pro-Life VS Planned Parenthood Atas Aksi Aborsi Dan Perdagangan Seks

Internasional / 16 February 2011

Kalangan Sendiri

Pertempuran Pro-Life VS Planned Parenthood Atas Aksi Aborsi Dan Perdagangan Seks

Lestari99 Official Writer
3297

Pendukung Pro-life berkumpul di luar pintu gedung Planned Parenthood di seluruh Amerika pada hari Senin (14/2), menambah panas suasana di gedung penyedia aborsi terbesar ini setelah video yang dirilis baru-baru ini mengungkapkan dukungannya terhadap perdagangan seks di tujuh klinik.

Para aktivis berkumpul di sekitar 200 klinik Planned Parenthood untuk event yang mereka sebut “Vigil for Victims” (Renungan Bagi Para Korban) untuk mengenang para wanita yang terjebak dalam bisnis perdagangan seks.

Protes yang dilayangkan merupakan bagian dari usaha pengembangan “Expose Planned Parenthood” sebagai respon dari video rahasia yang menunjukkan beberapa pekerja Planned Parenthood melanggar undang-undang yang mencegah aborsi tidak sah dan aborsi bagi wanita di bawah umur.

Di dalam kaset tersebut – yang dibuat oleh Live Action sebagai bagian dari kelompok pro-life – para karyawan gagal memanggil polisi untuk membantu para gadis di bawah umur dibawa oleh “germo” mereka, bahkan memberikan petunjuk kepada mereka bagaimana caranya melakukan aborsi ilegal.

“Gadis-gadis muda tidak akan aman di klinik Planned Parenthood. Mereka yang masuk ke sana justru menjadi korban pelecehan yang mengerikan. Bukannya mendapat bantuan maupun diselamatkan, mereka dikirim kembali ke tangan pelaku pelecehan setelah melakukan aborsi rahasia dan kontrol kelahiran,” ujar Presiden Live Action, Lila Rose.

“Dan para pedagang manusia melihat Planned Parenthood sebagai partner yang hebat karena mereka dapat membawa para korbannya ke sini, tanpa perlu menjawab pertanyaan dan tak seorangpun yang akan melaporkan pelecehan itu,” lanjutnya.

David Bereit, direktur nasional dari “40 Days for Life”, memimpin perenungan serupa di luar klinik aborsi di seluruh negeri dua kali dalam setahun.

“Planned Parenthood merupakan rantai aborsi terbesar di negeri ini. Dari 800 kantor cabang mereka, lebih dari 170 di antaranya melakukan aborsi,” ujar Bereit. “Dan saat mereka mendapatkan uang miliaran dolar dalam setahun, sepertiga di antaranya berasal dari para pembayar pajak.”

Susan B. Anthony List, presiden dari Marjorie Dannenfelser, meminta masyarakat untuk menempatkan diri mereka pada posisi para gadis muda yang dibawa kepada para pembayar pajak – yang didukung oleh klinik Planned Parenthood.

“Anda menemukan bahwa pemerintah dan para pembayar pajak merupakan sekutu terbaik dari para germo yang tetap menjaga Anda berada di dalam kondisi perdagangan seks, benar-benar diperbudak,” ujarnya.

Bereit dan demonstran lainnya menginginkan Kongres Amerika melibatkan diri dalam hal ini.

“Planned Parenthood menerima US$ 363 juta setiap tahun dari dana para pembayar pajak,” ungkapnya.

Christian Post melaporkan bahwa Live Action bekerjasama dengan Family Research Council dan SBA List  memproduksi sebuah pesan dukungan dalam bentuk video untuk mencari dukungan undang-undang.

“Kita tidak seharusnya memiliki penyedia aborsi terkemuka di Amerika atau organisasi manapun yang melayani aborsi menjadi bisnis yang mengoperasikan dan melakukan pekerjaan di 10 klinik terpenting,” ujar Mike Pence.

Pence merupakan ujung tombak dari usaha Capitol Hill menentang Planned Parenthood.

Kejahatan manusia seringkali membutakan mata dan hati nurani manusia untuk mengorbankan dan menyakiti sesamanya. Perjuangan Pro-Life patut diacungin jempol karena tidak hanya memperjuangkan gadis muda yang memegang generasi ini, melainkan juga janin yang ada di dalam kandungan mereka sebagai bagian dari generasi mendatang yang harus diberikan kesempatan untuk hidup dan berkarya.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami