Jangan Ada Lagi Tindakan Anarki yang Mengatasnamakan Apapun

Nasional / 7 February 2011

Kalangan Sendiri

Jangan Ada Lagi Tindakan Anarki yang Mengatasnamakan Apapun

Lois Official Writer
3030

Dalam kasus penyerangan jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, menurut Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai ada unsur terencana pada kasus ini. Aktivis Kontras, Syafiq Alielha, menyebutkan bahwa kelompok ini menganggap aliran Ahmadiyah sudah sesat dan ‘harus mereka tindak dengan kekerasan’. “Ada kelompok anarkis yang tidak suka terhadap aliran Ahmadiyah,” kata Syafiq. Kelompok ini dengan sengaja dan terencana memobilisasi massa. “Kasus ini seolah kejadiannya sudah di-set,” katanya. Tapi dia menolak menyebutkan siapa kelompok ini.

Kapolri Jenderal Timur Pradopo menegaskan tidak akan membiarkan kejadian ini. Dia menjelaskan bahwa Suparman bukan ditangkap tapi dievakuasi ke kantor polisi semata-mata demi keselamatannya. Selain itu juga, kata Timur, polisi sudah maksimal menjaga keamanan warga Ahmadiyah.

“Tindakan anarkis oleh siapapun terhadap sesama warga negara Indonesia tidak bisa dibenarkan. Apapun alasan yang melatarbelakanginya,” kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto di Kantor Kemenko Polhukam di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Hal ini dinyatakannya seusai rapat mendadak bersama Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Mendagri Gamawan Fauzi, Menteri Agama Surya Dharma Ali dan Jaksa Agung Basrief Arief.

Jangan ada lagi kekerasan antar umat beragama. Djoko mengatakan, jika ada perselisihan harus diselesaikan melalui Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) yang ada di setiap daerah yang diketuai oleh Kejaksaan. Jika masyarakat mendeteksi mulai adanya indikasi yang dikuatirkan menimbulkan tindakan anarkis, sebaiknya segera kemukakan kepada aparat agar tidak terjadi lagi hal-hal seperti ini. Djoko juga menghimbau kepada tokoh agama untuk membantu mewujudkan iklim sosial yang baik. “Agar tidak menimbulkan konflik sosial,” katanya.

Sebagai rakyat Indonesia, haruslah kita benar-benar menyadari bahwa negara ini mempunyai beragam sosial, kebudayaan, bahasa, suku, ras, agama, dan aliran kepercayaan. Yang mempersatukan kita adalah kita menyadari hal itu dan saling bertoleransi. Jika memang ada hal yang mencurigakan, seperti aliran sesat, hendaklah kita suarakan melalui aparat yang berwenang. Jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi. Bentrokan yang harus merenggut nyawa orang lain.

Sumber : vivanews/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami