Markus, Bandar Narkoba Yang Tak Pernah Jera

Family / 13 January 2011

Kalangan Sendiri

Markus, Bandar Narkoba Yang Tak Pernah Jera

Puji Astuti Official Writer
6648

Sejak muda Markus Setiadi menjalani kehidupan malam, mulai dari seks bebas, minuman keras dan narkoba. Bahkan ketika ia memasuki bahtera pernikahan, semua itu tidak pernah berubah. Markus tetap menghabiskan hari-harinya di diskotik, bahkan ia semakin dalam terjerat narkoba. Tidak hanya menjadi pemakai, Markus bahkan menjajaki untuk menjadi pengedar narkoba untuk menambah penghasilannya.

“Saya mulai cari tahu, barang ini sumbernya dari mana..” jelas Markus. Berkat bantuan seorang bartender di diskotik yang ia biasa kunjungi, akhirnya Markus mendapatkan cara mudah mendapatkan narkoba. Ia akhirnya menjadi di diskotik tersebut, bahkan mulai melebarkan sayapnya dari pengedar menjadi pemasok narkoba ke berbagai diskotik di Jakarta. Tidak berhenti di situ, Markus bahkan melakukan transaksi senjata api illegal.

“Cikal bakalnya adalah pertukaran secara menguntungkan. Saya punya narkoba, dia punya senjata. Cek, bagus, dia butuh berapa banyak, nanti saya suplai..”

Ironisnya, istri Markus tidak pernah tahu bahwa pekerjaannya adalah sebagai seorang pengedar narkoba. Ketika istrinya bertanya darimana Markus bisa mendapatkan uang banyak dengan begitu mudahnya, jawaban yang diberikan Markus hanyalah tamparan dan bentakan. Bagi Markus tidak ada yang namanya uang haram, yang ia tahu hanyalah bahwa semua yang ia nikmati selama ini adalah surga dunia baginya. Namun tanpa disadarinya, bahwa akhir dari kebahagiaan semu itu sudah dekat.

Markus yang saat itu sedang berada di sebuah hotel menerima telephone dari rekannya, “Halo.. Ada orang yang mau dalam jumlah besar nih?”

“Siapa, emang lo kenal orangnya?”

Sekalipun sempat curiga, Markus datang juga ke tempat transaksi, di sebuah kamar dimana temannya berada. Saat memasuki lorong menuju kamar tersebut dia bertemu dengan dua orang yang mencurigakan dan mengikutinya dari belakang. Saat mengetuk kamar itu ternyata yang membukakan pintu bukanlah temannya.

“Waktu saya pencet bel, pintu dibuka dari dalam, saya sempat lihat ada rekan saya dan cewek lagi jongkok dibawah..”

“Cari siapa..?”

“Maaf pak, salah kamar..” ujar Markus yang bersiap untuk melarikan diri. Tapi terlambat, dua polisi yang dibelakangnya mendorongnya kedalam. Tak terima dengan tindakan itu, Markus mencoba melawan. Namun sebuah tendangan melumpuhkannya dan ia pun diringkus dan dibawa ke kantor polisi bersama rekannya tadi.

Dari penjara Markus menghubungi istrinya melalui telephone, dan memberitahukan bahwa dirinya tertangkap polisi karena kasus narkoba. Istrinya dan juga mertuanya begitu marah mengetahui berita itu, bahkan orangtua istrinya meminta sang istri untuk memutuskan hubungan dengannya. Tapi cinta Sri Hartati kepada Markus tidak luntur begitu saja karena tabiat Markus. Sri meluangkan waktu-waktunya untuk menangis dihadapan Tuhan, dan berdoa bagi Markus. Sekalipun putusasa melihat tidak ada perubahan atas diri suaminya, namun karena doa-doanya ia seperti mendapatkan kekuatan dari Tuhan.

Sekeluarnya dari penjara, Markus kembali diterima oleh istrinya dan diberi ijin untuk membantu mertuanya bekerja di bengkel mereka. Namun sebuah godaan kembali datang, seorang bandar narkoba menghubunginya kembali. Ia bukan hanya menjadi pengedar narkoba, kini Markus malah memproduksi sendiri narkoba-narkoba tersebut. Yang menyedihkan, ia seperti mempermainkan Tuhan dengan berdoa atas setiap tindakan jahat yang dilakukannya itu.

“Dengan entengnya saya berdoa, ‘Tuhan saya mau cetak 1000 butir ini; Tuhan saya akan kirim barang shabu-shabu ini, Tuhan sertai perjalanan saya. Kalau ini sudah terbayar, dan urusan ini sudah beres, saya akan tobat Tuhan.’”

Namun itu adalah hari naas bagi Markus, saat ia mengantarkan barang haram itu polisi sedang melakukan penggrebekan di tempat kliennya. Ia pun tertangkap lagi.

“Ada apa ini pak?”

“Jangan bergerak..! Jongkok..!”

Begitu Markus jongkok, tasnya di geledah dan ditemukanlah shabu-shabu yang ia bawa. Ia pun di bawa kerumah mertuanya dimana ia tinggal bersama istrinya. Setibanya di rumah itu, istrinya kaget dan pingsan melihat Markus kembali tertangkap polisi karena mengedarkan narkoba. Polisi menggeledah rumah mertua Markus, namun tidak menemukan barang bukti apapun di rumah itu. Namun Markus tidak bisa lepas dari jerat hukum, ia akhirnya harus mendekam selama 7 tahun di penjara.

Dipenjara itu Markus dibawa hingga satu titik dimana dirinya merasa telah gagal dan tidak berarti. Ada sebuah kekosongan yang besar di hatinya, bahkan terbersit dalam hatinya untuk meminta Tuhan mencabut nyawanya. Namun disanalah Markus mengalami sebuah pengalaman rohani.

“Tuhan datang dengan sinar kemuliaannya, seperti jutaan uap yang membuat saya ngga bisa menatap. Dan suara-Nya seperti ombak yang menderu-deru, ‘Ini Aku Allah Yakub, Anak Daud, jangan takut..’ Pada saat itu saya pikir saya sudah mati.”

Saat itulah Markus menerima janji Tuhan, “Aku akan memulihkanmu. Semua saudaramu laki-laki dan perempuan akan Ku-buat bangga kepadamu. Orangtuamu dan saudara-saudaramu akan kubuat bangga kepadamu. Sebab Aku berkehendak.”

Setelah Tuhan menyampaikan janji itu, Tuhan menaruh sebuah bola Cahaya kecil di hati Markus, “Tak lama kemudian saya muntah.”

Usai mengalami perjumpaan dengan Tuhan itu, hidup Markus berubah drastis. Ia mengampuni orang-orang yang pernah menganiayanya, bahkan juga mencoba memperbaiki hubungan dengan keluarganya. Sekeluarnya dari penjara karena mendapatkan remisi atas kelakuan baiknya, Markus mencoba datang kerumah mertuanya. Namun disana ia menerima penolakan dari sang mertua. Tetapi itu tidak menghentikannya, ia menunjukkan bahwa ia bersungguh-sungguh bertobat sehingga akhirnya bisa meluluhkan hati mertuanya. Kini Markus telah dipulihkan dan memiliki hubungan yang indah dengan istri, dan juga anak-anaknya.

“Sebenarnya siapa sih saya? Seringkali saya menyakiti hati Tuhan, namun Ia indahkan sehingga Ia langsung melawat saya secara pribadi. Jadi sudah sepantasnya saya membalas cinta dan kasih Tuhan. Saya akan membayar berapapun harganya,” demikian ungkap Markus sambil menitikkan air mata haru. (Kisah ini ditayangkan 13 Januari 2011 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian:

Markus Setiadi

Sumber : V100427162000
Halaman :
1

Ikuti Kami