Pria Ini Membunuh Dengan Motif Buang Angin

Nasional / 12 December 2010

Kalangan Sendiri

Pria Ini Membunuh Dengan Motif Buang Angin

Lois Official Writer
3257

Pelaku ini membunuh temannya dengan bermotif kentut. Jefri Ananta (20) ditahan karena setelah menganiaya Ribut Jupriyanto (17), temannya, hingga mengakitbatkan korban meninggal dunia pada Rabu (13/10) lalu di kebun rambutan di Desa Sembon. Jefri mengaku jengkel karena kerap dikentuti korban secara sengaja di mukanya. Akibat itulah, Jefri lama kelamaan tidak tahan dan akhirnya dia marah, menganiaya korban hingga tewas.

Belakangan ini, Jefri merasa frustasi karena terus dihantui oleh suara jeritan minta tolong korbannya itu. Jefri mengaku terkadang secara tidak sadar tiba-tiba memukuli temannya satu sel sambil berteriak-teriak ketika telinganya menangkap suara korban yang dibunuhnya.

Ditemui di Kantor Kejaksaan Negeri Lumajang, Jeffri bercerita tentang peristiwa tersebut. Jefri mengaku sering menyendiri di dalam ruang tahanan polsek sementara teman-temannya satu sel asyik mengobrol. “Saya biasa duduk di sudut melamun sendirian sementara teman-teman mengobrol,” kata Jefri kepada wartawan. “Saat itulah saya kumat. Terkadang langsung memukuli teman-teman lainnya,” kata Jefri.

Saat melamun itu, Jefri mengaku langsung teringat dengan peristiwa penganiayaan yang dia lakukan terhadap korbannya hingga tewas. Jefri mengaku, hanya dia saja yang mendengar jeritan minta tolong itu. Dia juga mengungkapkan betapa dia merasa takut dan trauma karenanya. Dia juga mengatakan dirinya menyatakan bersalah atas peristiwa itu.

“Saya mengenal korban sejak masih kecil,” katanya. Bahkan setelah melakukan penganiayaan, Jefri sendiri yang membawanya ke rumah sakit untuk diobati dengan mengatakan kalau korban habis dianiaya pencuri rambutan. Tapi polisi kurang percaya bila Jefri mengaku kilaf atas tindakannya itu. Pasalnya dia juga pernah menjalani hukuman tiga bulan karena pencurian kendaraan bermotor.

Tentu saja ini semua karena ulah yang dia buat sendiri. Suara-suara itu mungkin berasal dari hati nuraninya yang bersalah, tapi sayangnya terlambat sampai temannya terbunuh. Bila lain kali hendak berpikir melakukan sesuatu yang tidak baik, buang segera sebelum semuanya terlambat.

Sumber : tempointeraktif/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami