Pengaruh Media Ditentukan Orang Media Sendiri

Nasional / 9 December 2010

Kalangan Sendiri

Pengaruh Media Ditentukan Orang Media Sendiri

Puji Astuti Official Writer
2211

Tragedy Gayus Tambunan tahanan kasus pajak yang jalan jalan ke Bali menyadarkan kita terhadap kebobrokan sistem hukum kita. Seorang pegawai pajak golongan III A, mampu membuat geger dunia hukum dan perpajakan di Indonesia ini tidak akan terbongkar jika wartawan media cetak dan eletronik tidak mengambil gambarnya saat berada di Bali. Bayangkan bagaimana jika golongan IV, direktur, pejabat eselon, dirjen, atau bahkan seorang menteri, tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi. Beruntung ada wartawan media cetak nasional dan TV nasional yang memuat wajah Gayus ketika sedang menonton pertandingan tenis di pulau Bali, bak wisatawan asing. Ini artinya kita memerlukan banyak journalist yang mampu melakukan laporan investitasi dan memiliki karakter yang baik.

Dalam sebuah diskusi mengenai peran media kristiani di Indonesia yang menampilkan Don Bosco Selamun dari Liputan 6 SCTV, Kristanto Hartadi mantan pimpinan redaksi Sinar Harapan,  Arswendo Atmowiloto jounarlist senior, praktisi dan tokoh media nasional di Jakarta beberapa lalu terungkap beberapa kebutuhan yang mendesak mengenai  kebutuhan praktisi media televisi, baik untuk team redaksi maupun team produksi.

Selama ini dirasakan sangat sulit untuk menemukan kader yang sangat baik. Seorang calon reporter, sutradara, kameraman, atau produser dan crew TV lainya. Selain kebutuhan yang sangat tinggi dunia media adalah dunia yang sangat menuntut kompetensi yang tinggi. Pelatihan yang konsisten dan mendekati dunia penyiaran yang real sangat diperlukan agar dunia media Indonesia yang kini sudah dalam keadaan yang gelap bisa diterangi.

Pada sisi lain gereja yang dipanggil untuk menjadi terang belum menyadari sepenuhnya pentingnya media dalam memberikan dampak bagi bangsa. Akibatnya diperlukan langkah praktis mencetak orang orang media yang benar benar berkualitas dan memiliki karakter unggulan. Bahkan Don Bosco menegaskan pertarungan di dunia media seperti bermain di tanah becek perlu pertahanan yg khusus dan lebih dari cukup dan sanggup menghadapi tantangan persaingan yang ketat.

Sementara menurut Arswendo, menjadi professional dan terbaik di bidangnya tidak bisa ditawar tawar lagi. Mengharapkan pertolongan dari para konglomeratpun rasanya mustahil. Pada ujungnya tetap harus bersaing dan menjadi yang terbaik untuk mampu bersaing dengan tayangan yang merusak bangsa ini.

Hal senada disampaikan Kristanto Hartadi, mantap pimred Sinar Harapan ini menyingkapan pertarungan media on line di Indonesia. Media on line harus menjadi channel yang tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Dampaknya begitu kuat pada generasi muda khususnya generasi digital yang lahir pasca 1995.

Menanggapi hal ini praktisi media, sekaligus pimpinan Sekolah Media CBN Mahayoni mengatakan semua pihak mesti bekerja keras untuk membawa terang ke dunia media. Bahkan mulai tahun 2011 akan dibuka kelas Video Jurnalistik selama 5 minggu, disamping program Producing & Directing for TV yang selama ini terus berjalan. Dengan dukungan peralatan dan studia berstandar International, pengajar dan kurikulum pembinaan karakter maka Sekolah media CBN menyakini mampu memberi jawaban atas kebutuhan ini. Informasi lebih lanjut mengenai Sekolah media CBN bisa dilihat di http://sekolahmediacbn.wordpress.com.

Sumber : Sekolah Media CBN Indonesia
Halaman :
1

Ikuti Kami