Bom Meledak di Gereja, Bukanlah Indikasi Teror Keagamaan

Internasional / 8 December 2010

Kalangan Sendiri

Bom Meledak di Gereja, Bukanlah Indikasi Teror Keagamaan

Lois Official Writer
3369

Bom Molotov meledak di halaman Gereja Katolik ‘Kristus Raja’ di Jl. Pramuka No. 2 Desa Blimbing, Kecamatan Gatak, Sukoharjo. Bom ini meledak dua kali dan menghanguskan dinding depan gereja yang terletak di belakang Mapolsek Sukoharjo pada hari Selasa (7/12) lalu. Tentu saja peristiwa ini sempat mengagetkan warga sekitar.

Bom yang meledak itu terbuat dari rangkaian kaleng biskuit dengan beberapa botol air mineral yang berisi cairan berwarna agak kekuningan. Di dalamnya, ada paku yang terhubung dengan rangkaian kabel dan baterai. Lokasi kejadian saat ini masih diberi garis polisi dan dijaga ketat.

Selain bom yang meledak di gereja, ditemukan juga bom yang terletak di depan Polsek Pasar Kliwon, Solo. Polisi hingga kini masih menyelidiki penyebab pasti ledakan tersebut. “Kita akan melakukan olah lapangan dan akan memburu kelompok pemasang bom. Dari model kedua bom, baik di gereja maupun di depan Polsek, ada kesamaan,” ungkap Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Sabar Raharjo kepada wartawan.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 05.45 WIB. Ledakan pertama didengar Tukimin, 42, warga Dukuh Nampan, RT 2/1, Desa Jagan, Kecamatan Gatak. Saat terjadi ledakan, dia sedang membonceng istrinya melintas di depan tempat kejadian. “Suaranya seperti ban meletus,” tuturnya. Karena tidak ada pikiran apa-apa, dia tetap mengantarkan istrinya ke pasar dan bermaksud kembali untuk melihat sumber suara tersebut. Baru beberapa meter, dia kembali mendengar suara ledakan. Bahkan, muncul asap dan api yang membakar pot bunga yang berada di sebelah kanan pintu gereja.

Beruntung tidak ada korban jiwa. “Kami masih melakukan penyelidikan terhadap para pelaku pembuat bom rakitan ini. Temuan dua bom di Solo dan Sukoharjo belum mengindikasikan adanya upaya teror menjelang hari raya keagamaan. Hanya saja, kami sudah mengantisipasi sejak awal untuk keamanan perayaan ini dengan terkoordinasi dengan pihak terkait dalam perayaan ini,” jelas Raharjo kemudian.

Apa yang harus kita pegang adalah keselamatan yang dari Tuhan akan menyertai kita. Jangan sampai Natal tahun ini menjadi Natal yang tragis. Namun, kita juga harus berperan serta untuk melihat di sekeliling kita apakah ada bungkusan yang mencurigakan dan melaporkannya kepada polisi. Biarlah Natal tahun ini menyentuh banyak orang tentang damai dan kasih Tuhan, bukan bom yang meledak.

Sumber : berbagai sumber/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami