Ketika Anak Mengajari Kita Untuk Bersyukur

Parenting / 6 December 2010

Kalangan Sendiri

Ketika Anak Mengajari Kita Untuk Bersyukur

Lestari99 Official Writer
3265

Suami saya menceritakan sebuah cerita tentang es krim sosial di pertanian keluarganya ketika ia masih kecil. Keluarganya bersama dengan beberapa kenalan keluarga berkumpul di luar rumah menikmati cuaca yang indah sambil menikmati es krim buatan sendiri. Musim panas sedang berada di puncaknya tapi inilah Alkitab versi Kansas ketika pembicaraan beralih kepada berkat Tuhan. Semua orang mulai membagikan apa yang mereka syukuri. Orang-orang dewasa mulai bersyukur atas mangkuk es krin yang besar, cuaca yang baik untuk panen, pekerjaan yang dibayar dengan baik, anak-anak yang sehat, dan hal-hal besar lainnya. Ketika tiba giliran David kecil, ia hanya berkata, “Saya bersyukur untuk segelas air yang saya minum!” Semua orang dewasa langsung tertawa kepada bocah laki-laki yang sedang menikmati semangkuk besar es krim namun ia bersyukur untuk segelas air putih yang diminumnya bersama dengan es krim itu. Namun bagi David, air minum itu membuat kenikmatan es krim menjadi lebih besar dengan membersihkan mulutnya di antara gigitan es krim yang dinikmatinya.

Kita sebagai orang dewasa mungkin berpikir kita mengetahui segala jenis ucapan syukur, setidaknya jika dibandingkan dengan anak-anak. Paling tidak, kita tahu mengucapkan terima kasih ketika seseorang memberikan hadiah atau telah melakukan sesuatu yang menyenangkan kepada kita. Kita tahu etika dan kata-kata yang tepat untuk mengucapkan terima kasih. Kita tahu dengan persis hal-hal yang harus kita syukuri ketika kita menghitung berkat Tuhan. Anak-anak, di lain pihak, seringkali harus diminta untuk mengucapkan terima kasih. Dan mereka umumnya perlu diminta, dibujuk, dan disuap untuk mengucapkan terima kasih.

Jelaslah bahwa orang dewasa mengetahui semua tata krama mengucapkan terima kasih melebihi anak-anak. Tapi bukankah ada lebih banyak hal yang bisa disyukuri dibandingkan sopan santun? Anak-anak mungkin saja tidak tahu kata yang tepat  dan etika yang seharusnya, namun mereka pada umumnya memiliki pemahaman yang jauh lebih besar dari perasaan mereka di balik ucapan terima kasih. Ketika seorang anak mengucapkan “terima kasih” secara spontan, Anda benar-benar merasakan hal itu! Rasanya Anda mendapatkan kegembiraan ketika Anda mendengar bagaimana anak-anak Anda menyukai apa yang Anda lakukan atau berikan kepada mereka. Anda bahkan mungkin mendapatkan pelukan indah sebagai bagian dari ucapan terima kasih mereka, dan Anda pasti akan sangat bahagia melihat mata cerah dan senyuman lebar yang diberikannya kepada Anda. Apa yang bisa lebih baik dari itu?

Faktanya adalah anak-anak biasanya lebih tulus dan antusias dalam mengucapkan terima kasih dibandingkan dengan orang dewasa. Orang dewasa mengucapkan terima kasih karena hal itu adalah kata yang tepat untuk dikatakan. Orang dewasa perilakunya terkendali dan sopan. Bahkan jika kita benar-benar senang dengan hadiah maupun tindakan kasih yang kita terima, seringkali kita tidak menunjukkan kebahagiaan itu sepenuhnya.

Orang dewasa dapat mengajarkan banyak hal mengenai ucapan terima kasih kepada anak-anak, terutama jika itu menyangkut etika. Namun banyak anak-anak yang bisa mengajar kita, orang-orang dewasa. Mari kita meneladani beberapa sikap anak-anak dan biarkan ucapan terima kasih kita juga meluap keluar!

Sumber : Stacey Schifferdecker - more4kids.info
Halaman :
1

Ikuti Kami