Jerat Narkoba Buat Suami Dan Anakku Menjemput Ajal

Family / 30 November 2010

Kalangan Sendiri

Jerat Narkoba Buat Suami Dan Anakku Menjemput Ajal

Lestari99 Official Writer
8211

Terjebak oleh narkoba, wanita yang bernama lengkap Ivanda Febiola seperti telah kehilangan akal sehatnya. Ia menjalin hubungan dengan seorang pria yang juga pecandu narkoba. Bahkan demi mendapatkan restu dari orangtuanya wanita yang sring dipanggil Yola ini berpikir untuk hamil di luar nikah.

Harapannya terkabul, ia dinyatakan positif hamil. Yola pun dinikahkan dengan pacarnya tercinta, Stani dengan acara yang sederhana oleh kedua pihak keluarga. Namun pernikahan tidaklah mengubah kedua insan yang saling mencintai ini, mereka masih saja mengkonsumsi narkobat. Yola yang tengah hamil, termakan oleh nasihat dari teman-teman sesama pemakai narkoba yang berkata bahwa ia masih boleh menggunakan putaw sampai usia kandungannya tujuh bulan. Tapi hingga usia kandungannya lewat tujuh bulan, Yola tidak bisa lepas dari kecanduanya.

"Kasihan sih kasihan dengan bayi saya, tapi saya juga kasihan dengan badan saya, karena rasanya sakit sekali kalau saya tidak memakai putaw," ungkap Yola.

Tanpa Yola sadari, janinnya telah teracuni oleh narkoba yang di konsumsinya. Bahkan ketika tiba waktu melahirkan, Yola sama sekali tidak merasakan sakit karena efek dari putaw yang dikonsumsinya. Akibatnya, air ketuban sudah hampir kering ketika tiba di rumah sakit. Bayi itu berhasil dikeluarkan dari rahim Yola dengan operasi Caesar, namun tiga hari kemudian, dokter memberitahu bahwa bayi tak berdosa itu telah meninggal dunia beberapa setelah operasi Caesar.

Rasa sesal menyelimuti hati Yola, ia hanya bisa menangis dan menyalahkan diri sendiri mengapa tidak bisa menghentikan kecanduannya pada narkoba ketika hamil. Tapi rasa frustrasi dan penyesalan malah membuat Yola semakin menaikkan dosis putaw yang ia konsumsi. Akibatnya kondisi kesehatan Yola pun makin memburuk, semua peringatan dokter tidak lagi ia gubris. Baginya, narkoba adalah segalanya.

Sudah tidak tahan lagi dengan ulah Yola, akhirnya kakaknya mengungkapkan vonis dokter, bahwa Yola menderita HIV positif dan Hapatitis C positif. Namun pernyataan itu malah membuat Yola semakin putusasa, ia tidak ingin dijemput kematian karena penyakit dan lebih memilih mati dengan caranya sendiri.

"Daripada saya mati gara-gara penyakit, lebih baik saya mati secara enak. Akhirnya, saya justru memakai narkoba dengan sengaja. Sengaja untuk mencari mati,” tutur Yola.

Yola mungkin siap untuk mati karena penyakit yang di deritanya, tapi dia tidak siap menghadapi kenyataan bahwa suaminya yang akan merenggang nyawa lebih dahulu.

"Suami saya jatuh sakit dan akhirnya kami periksa ke dokter. Dan ternyata dokter bilang bahwa ia menderita TBC, dan baru tahu bahwa ia juga positif HIV. Perkiraan dokter tokso, TBC-nya pun menurut dokter sudah sampai ke otak," ungkap Yola pedih.

Demi suami tercinta, Yola pun rela untuk menjalani rehabilitasi. Mereka berdua menjalani masa-masa sakaw di ruang isolasi bersama. Rehabilitasi yang menggunakan sistem rohani itu mengajar mereka untuk menahan sakit, dan tidak memberikan obat untuk mereka. Namun sepertinya Stani, suami Yola sudah menyerah dengan penyakit yang di deritanya.

Usaha Yola seperti sia-sia, tiba bulan menjalani rehabilitasi, kondisi suaminya makin memburuk. Stani pun menjalani perawatan di rumah dan akhirnya meninggal dunia.

Kehilangan anak dan suami yang dicintainya, membuat Yola merasakan kesepian yang amat dalam. Ia kembali kepada putaw dan minuman keras. Bahkan karena tersangkut kasus narkoba, ia dijebloskan ke penjara. Hukuman yang harus dijalaninya adalah dua tahun sebelas bulan. Disanalah ia merasakan penderitaan yang belum pernah ia alami.

Suatu malam di penjara itu, seorang ibu kehilangan uangnya. Setelah melakukan pemeriksaan, ternyata ditemukan uang seratus ribu pada Yola, padahal uang itu pemberian dari mereka yang membesuknya. Namun penjelasan Yola tidak diterima, ia tetap dituduh mencuri. Yola merasa ia diperlakukan tidak adil, dan tidak ada orang yang mau membelanya. Saat itulah ia memberanikan diri berkeluh kesah pada Tuhan.

"Kok saya sih yang difitnah? Memangnya saya maling? Saya komplain kepada Tuhan. Kalau memang Tuhan itu ada, tolonglah bela saya dalam perkara ini," kisah Yola.

Yola pun mulai mengarahkan hatinya pada Tuhan. Bahkan ia meminjam Alkitab milik teman satu selnya. Ketika Yola membuka Alkitab itu, ayat yang dibacanya tepat seperti kondisi yang ia alami saat itu. Ia menerima janji Tuhan bahwa Tuhan membela mereka yang kena fitnah.

Ajaib, seminggu kemudian janji Tuhan itu digenapi. Pencuri yang sesungguhnya terungkap, bahkan barang buktinya pun masih utuh. Saat itulah Yola menyadari bahwa Tuhan benar-benar mendengar doanya.

Peristiwa itu telah melenyapkan keraguan Yola selama ini, ia pun membuat sebuah tindakan radikal. Dia mulai rajin membaca Alkitab, bahkan mulai menerapkan setiap kebenaran Firman Tuhan yang ia mengerti. Bahkan dengan tekad bulat Yola mulai meninggalkan minuman keras dan narkoba.

“Saya tidak tergiur lagi dengan barang-barang itu walaupun ada di depan mata saya. Saya tahu saya tidak bisa balas apa-apa kepada Tuhan tapi saya bersyukur saya bisa mengenal Tuhan Yesus itu sendiri. Saya telah mencoba berbagai macam cara untuk keluar dari jerat narkoba, tapi tidak pernah bisa. Setelah kenal Tuhan Yesus, saya baru percaya kalau mukjizat itu memang ada. Dan ternyata Tuhan Yesus itu benar-benar sanggup. Di luar Tuhan Yesus, saya yakin saya tidak akan bisa berhenti narkoba," kisah Yola dengan penuh kekaguman atas hasil karya Tuhan dalam hidupnya.

Setelah menjalani masa hukumannya, Yola kembali ke tempat ia menjalani rehabilitasi. Di sana, ia ikut menolong orang-orang yang ingin lepas dari narkoba.

"Kalau kita bilang kita mengasihi Tuhan tapi kita tidak mengasihi sesama, itu sama saja bohong. Siapapun yang ada di dekat saya, kalau memang dia butuh bantuan saya, saya akan melakukan itu untuk Tuhan. Kalau memang di depan saya ada orang yang sepertinya sudah putus asa dan merasa tidak bisa lepas dari narkoba, saya hanya akan bilang sama dia tidak ada yang mustahil buat Tuhan Yesus. Kalau Tuhan Yesus bisa mengubahkan hidup saya, DIA juga bisa mengubahkan hidup saudara," ucap Yola menutup kesaksiannya.(Kesaksian ini ditayangkan 30 November 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian:
Ivanda Febiola
 
Sumber : V100203101123
Halaman :
1

Ikuti Kami