Pembantaian Kristen Di Irak Terus Berlanjut

Nasional / 18 November 2010

Kalangan Sendiri

Pembantaian Kristen Di Irak Terus Berlanjut

Lestari99 Official Writer
5707

Seorang anak perempuan yang baru berusia 6 tahun bersama dengan ayahnya tewas pada hari Selasa (16/11) di sebuah kota bagian utara Irak. Kedua korban ni menambah deretan korban lainnya dari para orang percaya yang menjadi target ekstrimis Muslim dalam beberapa minggu terakhir.

Kedua korban ini tewas akibat ledakan mobil di Mosul, yang memiliki populasi Kristen cukup besar di Asiria, ujar seorang polisi lokal, menurut CNN. Pada malam sebelumnya, orang-orang bersenjata menerobos masuk ke dalam sebuah rumah yang juga berada di kota Mosul dan membunuh dua pria Kristen di ruang tamu rumah mereka.

Serangan minggu ini menjadi konfirmasi lebih lanjut bagi para Kristen Asiria bahwa mereka tidak aman untuk berada di Irak, bahkan di ruang tamu mereka sendiri. Pada 31 Oktober lalu, orang-orang bersenjata mengatur serangan yang paling mematikan terhadap komunitas Kristen Asiria sejak ekstrimis Islam mulai menargetkan mereka pada tahun 2003. Berdasarkan data terbaru, sebanyak 68 orang tewas dalam pembantaian di Our Lady of Salvatuon, Gereja Katolik utama di Baghdad. Mereka yang tewas termasuk tiga imam katolik, dengan satu orang yang menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.

Kurang dari dua minggu kemudian, kaum ekstrimis menewaskan lebih dari lima orang di lingkungan Kristen Baghdad.

Islamic State of Iraq, sebuah kelompok yang memayungi kelompok-kelompok pemberontak Islam Sunni termasuk al-Qaida, telah mengaku bertanggung-jawab atas serangan 31 Oktober dan 10 November.

Kelompok militan telah menyerukan umat Islam untuk membuka “pintu kehancuran dan sungai darah” bagi orang Kristen di Irak.

“Semua pusat kekristenan, organisasi dan lembaga, pemimpin dan pengikut Kristen merupakan target yang sah dari Mujahidin (pejuang suci) dimanapun mereka dapat ditemukan,” tulis Islamic State of Iraq dalam pernyataannya yang diposting dalam situs militan mereka dua minggu lalu.

Tindak kekerasan bukanlah hal baru bagi orang Kristen Asiria yang tinggal di Mosul. Awal tahun ini, ratusan orang Kristen Asiria di Mosul melarikan diri dari kota ini setelah sepuluh orang percaya ditembak mati dalam kurun waktu kurang dari dua minggu. Di antara mereka yang tewas adalah sebuah keluarga yang beranggotakan lima orang termasuk imam Katolik Asiria Mazin Ishoo yang tinggal bersama dengan orangtua dan saudara-saudaranya.

Hal yang sama terjadi juga pada tahun 2008, enam orang Kristen dibunuh dalam kurun waktu kurang dari seminggu, termasuk tiga orang dalam waktu 24 jam, dan menyebabkan perpindahan besar-besaran dari 15.000 orang Kristen selama jangka waktu dua minggu di Mosul.

“Teroris sudah mulai membunuh orang Kristen di rumah mereka sendiri dan di berbagai tempat di kota ini. Saya maupun keluarga saya sangat tertekan dan ketakutan,” ujar seorang informan Open Doors di Baghdad pasca rangkaian pemboman 10 November lalu (tidak diungkapkan identitasnya demi alasan keamanan). “Kenapa tidak ada tempat yang benar-benar aman di Baghdad? ... Keluarga saya telah tinggal di sini selama berabad-abad dan saat ini saya dipaksa untuk melarikan diri? Dunia seperti apa ini?”

Hanya ada sekitar 600.000 orang Kristen di Irak saat ini, turun dari sekitar 1,2 juta sebelum invasi Amerika tahun 2003.

Berita ini diturunkan sama sekali tidak untuk menanamkan kebencian di dalam hati orang-orang Kristen terhadap kalangan Islam ekstrimis maupun Islam pada umumnya, namun untuk memberitakan fakta apa yang sedang terjadi pada sesama saudara seiman di belahan bumi lain. Mari bersama-sama terus panjatkan doa bagi saudara seiman yang teraniaya dan berdoa agar belas kasihan Allah boleh turun menguasai setiap hati yang sedang dipenuhi kebencian terhadap orang Kristen. Karena bagaimanapun juga kekerasan tidak akan membawa kebaikan selain mengundang kekerasan lainnya yang justru menghancurkan hati nurani setiap pelaku kekerasan itu sendiri.

Sumber : christianpost.com
Halaman :
1

Ikuti Kami