Lebih 100 Terpidana Mati Tunggu Kapan Akan Dieksekusi Mati

Nasional / 18 November 2010

Kalangan Sendiri

Lebih 100 Terpidana Mati Tunggu Kapan Akan Dieksekusi Mati

Lois Official Writer
3605

Ada kurang lebih 100 terpidana mati di lembaga pemasyarakatan (LP) yang masih menunggu nasib karena tidak adanya kepastian kapan eksekusi mati akan dilaksanakan. Jumlah itu sendiri sudah dikurangi 6 terpidana yang vonisnya berubah menjadi pidana seumur hidup, satu yang diubah vonisnya menjadi hanya 12 tahun, dan tiga lainnya yang meninggal dunia, menurut Kepala Pusat penerangan Hukum Kejaksaan Agung Babul Khoir.

Ditambah lagi ada enam orang yang melarikan diri, katanya. Dia merinci keenam terpidana mati yang melarikan diri tersebut antara lain adalah Jufri yang melarikan diri dari LP Maros, Imran Sinaga dan Rambe Hadipah Paulus Purba dari LP Riau, Dodi Marsal, Taroni Lia, dan Irwan Sadawa yang juga melarikan diri. Saat ini, polisi masih melakukan pengejaran terhadap buronon terpidana mati tersebut.

Mereka dihukum pidana mati karena berbagai sebab, penyebab terbanyak adalah karena narkoba yang berjumlah 58 orang, selain itu ada juga karena tindak pidana pembunuhan berencana 55 orang, terorisme 2 orang, dan pencurian dengan kekerasan 1 orang. Tapi para terpidana mati ini masih punya kesempatan untuk mengajukan grasi ke presiden. “Jangka waktunya setahun dari putusan yang berkekuatan hukum tetap.” jelas Babul.

Tercatat ada beberapa orang seperti Gunawan Santoso yang terpidana mati karena pembunuhan Bos PT. Asaba, ada juga Iwan Darmawan Mutho alias Rois dan Abdul Hasan, mereka berdua terpidana karena kasus pengeboman kedutaan besar Australia pada tanggal 9 September 2004. Selain itu juga ada kelompok ‘Bali Nine’ sebanyak 6 orang. Tiga orang dalam kelompok ini diperingan hukumannya oleh Mahkamah Agung menjadi pidana seumur hidup.

Setiap apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai. Ketika yang kita tabur adalah menghabisi nyawa, maka nyawa kita sendiri terancam. Namun, setiap yang kita tabur kebaikan, itulah juga yang akan kita tuai. Jangan sampai kita mengabaikan suara kebenaran ini, sehingga kita tersesat dan mengikuti arah yang salah yang menyesatkan jiwa kita.

Sumber : vivanews/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami