Perkataan Yang Mengubah Hidup

Parenting / 12 November 2010

Kalangan Sendiri

Perkataan Yang Mengubah Hidup

Lestari99 Official Writer
3496

Yohanes 15:12, Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.

Wanita muda bergaya mendekati pasangan senior yang sedang duduk di meja restoran. “Anda tidak mengenali saya bukan?”

Jacquie Sexton tersenyum dengan manis. Dalam perannya sebagai istri pendeta, ia telah bertemu dengan ribuan orang. “Sayang, saya tidak dapat membayangkan tidak bisa mengingat seorang wanita cantik seperti dirimu, tapi maaf saya benar-benar tidak bisa mengingatmu. Mari silahkan duduk dan bergabung bersama kami.”

“Saya tidak mengharapkan Anda untuk mengenali saya. Saya memang terlihat jauh berbeda dibandingkan saat Anda mengenal saya.” Air mata mulai menggenang di matanya. “Apakah Anda ingat telah membawa pulang seorang gadis kecil yang kotor dan tidak terawat pada satu hari Minggu bertahun-tahun yang lalu? Sayalah anak kecil itu. Anda mengenal saya sebagai Mandy.”

Kenangan langsung terpaku dalam pikiran Nyonya Sexton dengan detail yang jelas. Ia dapat melihat bagaimana anak kecil ini bersama dengan ibunya datang untuk pertama kalinya ke gereja kecil dimana suaminya menjadi pendeta. Tubuh sang ibu menggambarkan dengan jelas tahun-tahun tanpa harapan dan masa-masa sulit yang dihadapinya. Wajah mungil Mandy tidak dibasuh, pakaiannya kotor, dan rambutnya kusut dan lepek.

Nyonya Sexton menyambut mereka dengan kehangatan yang sudah menjadi ciri khasnya. Kemudian ia berkata, “Putri saya lebih tua beberapa tahun dari gadis kecil ini. Mereka dapat bermain bersama jika Anda mengizinkan ia pulang bersama kami siang ini. Saya akan membawanya kembali ke gereja nanti malam.”

Keluarga Sexton memperlakukan Mandy seperti layaknya tamu terhormat, mendudukkannya di meja makan mereka, mengisi piringnya dengan makanan buatan rumah yang lezat.

Setelah gadis itu bermain, Nyonya Sexton berkata, “Sayang, apakah kamu ingin mandi busa?” Dengan menjadikan mandi sebagai acara yang menyenangkan, Nyonya Sexton menempelkan gelembung sabun di hidung Mandy dan mencuci kotoran di wajahnya. Nyonya Sexton juga mencuci rambutnya dengan sampo berbau manis dan dengan segala kebaikan, menyisir dengan lembut rambut Mandy yang kusut.

Lalu ia mengeringkan dan mengeriting rambut Mandy. “Sementara kalian sedang bermain, saya menggantung salah satu gaun putri saya yang terjatuh dan menemukan salah satu gaun yang mungkin pas untuk kamu. Apakah kamu mau mencobanya? Jika gaun ini cocok, kamu bisa memakainya ke gereja malam ini dan menyimpannya untuk dikenakan lain waktu.”

Dengan sedikit perubahan, gaun itu pun pas dengan sempurna. “Mandy, apakah kamu ingin tahu kamu terlihat seperti apa? Ada cermin di sana. Sayang, kamu terlihat seperti seorang putri!”

Mandy melihat bayangan di cermin. Bayangan anak yang memandang ke arahnya adalah seorang anak yang belum pernah ia lihat sebelumnya. “Apakah itu benar-benar saya? Saya betul-betul terlihat seperti seorang putri.”

Malam itu ketika kelurga Sexton membawa Mandy kembali ke gereja, bahkan ibunya sendiri tidak dapat mengenalinya.

Mereka kehilangan kontak dengan ibu maupun putri kecilnya tak lama setelah itu, namun Nyonya Sexton sering bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Mandy.

Nyonya Sexton memandang ke seberang meja ke arah seorang wanita rapi yang tertata dan bergaya dengan sempurna. “Kamu menjadi sangat cantik, sayang. Dan sepertinya segala sesuatu berjalan dengan lancar untukmu.”

“Itulah sebabnya saya ingin berbicara kepada Anda hari ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih. Saya menjadi saya hari ini karena kebaikan Anda.” Mandy mengusap pipinya yang lembab. “Melalui hari-hari suram dalam masa kecil saya, saya tidak pernah melupakan perasaan saya hari itu ketika Anda mengatakan kepada saya bahwa saya terlihat seperti seorang putri. Saya memutuskan bahwa hal-hal akan berbeda jika saya dewasa. Dan tak peduli seberapa sulitnya hal yang harus saya hadapi di rumah, saya selalu ingat ada seorang putri yang tersembunyi di dalam saya.”

Bahkan jika Anda tidak bisa mencegah kesedihan orang lain, kepedulian akan mengurangi kesedihan itu. – Frank A. Clark

Tuhan terkasih,

Bukalah mata saya kepada orang-orang di sekitar saya yang memerlukan belas kasihan-Mu. Biarlah hidupku menjadi kapal yang dipenuhi kasih-Mu dan meluap ke dalam kehidupan orang lain. Berikan kepada saya kata-kata kebaikan dan pengertian yang akan memberkati mereka yang memerlukannya. Amin.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami