Wall Drug, Sukses Berkat Prinsip Menabur

Entrepreneurship / 11 November 2010

Kalangan Sendiri

Wall Drug, Sukses Berkat Prinsip Menabur

Puji Astuti Official Writer
3665

Usaha ini bertahan hingga 79 tahun berkat kemurahan hati pendirinya. Ted Hustead yang merupakan seorang apoteker membeli sebuah toko obat di kota kecil dimana ada sebuah gereja Katolik.  Toko obat itu bernama Wall Drug itu dibelinya di tahun 1931, di sebuah kota dengan jumlah penduduk 231 orang. Namun mereka pergi ke kota itu di awali dengan doa dan percaya bahwa Tuhan menuntun mereka ke sana.

Saat itu Amerika sedang mengalami resesi besar, jadi tidak seorangpun yang memiliki uang di kota itu. Mereka adalah orang-orang miskin. Bersama istrinya, Dorothy, Ted melakukan apa yang bisa untuk menolong orang-orang di kota itu. Jika ada yang sakit, maka ia meresepkan obat untuk mereka. Bahkan ia juga belajar tentang pengoban untuk hewan untuk menolong penduduk kota itu yang rata-rata peternak.

Namun setelah dua tahun menjalankan bisnisnya di kota itu, ia seperti menghadapi jalan buntu. Hingga tiba musim panas di tahun 1936, bulan Desember tahun itu merupakan tahun kelima usaha itu berjalan.

Hari Minggu yang panas di bulan Juli itu membuat semua orang berkeringat. Saat itu Dorothy hendak mengajak anaknya tidur siang.

“Kau tidak membutuhkanku di sini kan Ted? Aku akan membawa Billy dan bayi kita untuk tidur siang, dan mungkin aku sendiri juga.”

Ted hanya termangu di tokonya yang kosong, sesekali memukuli lalat dengan koran yang ada di tangannya. Satu jam kemudian Dorothy muncul kembali.
”Terlalu panas untuk tidur?” tanya Ted.

“Tidak, bukan itu yang membuat saya tidak bisa tidur,” jawab Dorothy. “Tapi semua mobil yang berjalan di Route 16A. Guncangannya terasa sampai disini.”

“Kasihan sekali..”

“Tidak, tahu mengapa Ted? Saya akhirnya menemukan cara untuk membawa para pengendara mobil itu untuk mampir di toko kita.”

“Bagaimana caranya?”

“Sekarang, apa yang di inginkan para pengendara yang telah mengemudi di siang yang panas seperti ini? Mereka haus. Mereka ingin air. Air es dingin! Sekarang kita punya banyak es dan air. Mengapa tidak kita pasang tanda di jalan raya yang memberitahu bahwa kita memberikan air es gratis? Dengar, aku bahkan telah membuat beberapa baris kalimat : ‘Dapatkan soda… dapatkan root beer… belok di tikungan selanjutnya… sangat dekat.. Dengan jalan raya 16&14.. Gratis air es… Wall Drug.”

Awalnya Ted merasa risih dengan ide istrinya, namun ia berpikir tidak ada salahnya mencoba. Minggu selanjutnya, dibantu seorang anak laki-laki Ted memasang tanda-tanda penunjuk dengan pesan yang ditulis istrinya itu di sepanjang pinggir jalan menuju Wall Drug. Begitu ia kembali dari memasang tanda itu, efeknya langsuang ia lihat. Dorothy sedang melayani banyak orang yang meminta air es gratis. Setelah orang-orang itu di segarkan dengan air dingin dan siap meneruskan perjalanan, mereka mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus. Saat itulah Ted dan Dorothy sadar, bahwa mereka telah membuat perubahan. Toko mereka mulai di kenal dan ramai. Di musim panas berikutnya, Wall Drug sudah harus mempekerjakan 8 orang gadis untuk membantu membagikan air es gratis. Namun bersamaan dengan itu, toko Wall Drug ikut berkembang.

Dari pengalaman hidupnya ini, Ted dan Dorothy Hustead mengajarkan sebuah pelajaran hidup yang penting: dimanapun Tuhan tempatkan, Anda bisa sukses. Karena dimana pun Anda berada, Anda bisa membantu memenuhi kebutuhan orang lain. Berilah kepada orang-orang apa yang mereka butuhkan, yang dapat memberkati mereka, dengan harga yang masuk akal, bahkan kalau bisa gratis. Ketika Anda memberkati, maka Anda akan menerima berkat itu kembali.

Sumber : Berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami