Musa Kecanduan Obat Bius Hingga 100 Butir Perhari

Family / 10 November 2010

Kalangan Sendiri

Musa Kecanduan Obat Bius Hingga 100 Butir Perhari

Puji Astuti Official Writer
6587

Merasa dilecehkan karena dirinya merupakan warga keturunan China, Musa menjadikan obat bius dan ilmu hitam sarana untuk dapat diterima dan di hormati oleh teman-temannya. Saat itu Musa yang masih berumur 12 tahun ditantang oleh seorang temannya untuk mencoba obat bius. Ada rasa takut di hatinya, namun ia ingin membuktikan bahwa dirinya patut diperhitungkan.

“Awalnya teman saya yang ditantang, dia ngga mau. Dia menyerah. Saya pikir kenapa dia ngga berani cuma makan delapan butir. Pada hal dia tiap hari makan..,” akhirnya Musa menerima tantangan itu dan menenggak 9 butir obat dan memenangkan taruhan uang sebesar seratus ribu karena hal itu.

“Saya minum obat itu ya ngga papa, karena saya sudah terbiasa.”
Namun tanpa di sadari oleh Musa, bahwa tubuhnya semakin hari membutuhkan dosis yang semakin besar. Di saat usianya mencapai 25 tahun, Musa telah mengkonsumsi 80 butir obat setiap harinya. Baginya lebih penting mengkonsumsi obat daripada makan nasi. Saat Musa memasuki bahtera rumah tangga, kebiasaan buruknya itu tidak berubah. Bahkan saat ia memasuki usia 32 tahun, ia harus mengkonsumsi 100 butir obat setiap harinya.

“Pengen berhenti, tapi tidak bisa. Untuk mengurangi saja sudah tidak bisa. Kalau saya tidak makan (obat), saya ngga bisa bangun,” jelasnya.

Kecanduan Musa akan obat bius ini diperburuk dengan keterikatannya pada ilmu hitam dan bela diri. Hari-harinya dihabiskan dengan obat dan melakukan ritual. Sang istri yang menyaksikan semua itu, tidak berdaya dan hanya bisa memberikan nasihat saja. Namun bukannya berubah, Musa malah menghadiahi istrinya dengan pukulan. Bagi Musa, ilmu-ilmu dan jimatnya lebih penting dari pada istrinya, karena benda-benda itu bisa melindunginya dari bahaya.

“Suatu hari saya berkelahi, keadaan saya sudah terpojok. Akhirnya saya pukul orang itu, ternyata dia polisi yang berpakaian preman. Dia mengancam mau menembak, saya bilang, ‘Tembak saja.’ Saya pikir ngga ada orang yang mati dua kali, kalau sudah waktunya ya, mati. Kenyataannya beberapa peluru ditembakkan tidak menembus tubuh saya.”

Namun semua ilmu kesaktiannya itu tidak menolong Musa dalam mengatasi kecanduannya akan obat. Suatu hari saat ia tidak menemukan obat untuk dikonsumsinya, ia benar-benar tidak berdaya.

“Satu butir obat saja, saya tidak dapat. Di situ saya bilang sama Tuhan, ‘Cabut aja nyawa saya.’ Saya sudah ngga kuat. Apapun yang saya lihat, seperti bergerak semua. Dengerin suara apa saja, seperti ngomongin saya. Saya tertekan sekali. Saya merasa lebih baik gila, kalau gila kan lupa. Kalau ini, saya masih sadar.”

Dalam keadaan tersiksa itu, seorang teman datang dan menyarankan Musa untuk melakukan doa puasa.

“Saya mencoba untuk menjalankan itu, dan di hari yang ke sembilan saya doa puasa terjadi mukjisat. Semua racun di tubuh saya keluar dalam bentuk keringat yang berwarna kuning dan berbau obat. Bau sekali… Tapi saya merasakan suatu keringanan di badan. Saya seperti terlepas dari suatu belenggu dan disitu saya merasakan seperti ada kekuatan baru. Sebelumnya saya merasakan down, seratus delapan puluh derajat berbalik jadi saya merasa berani. Perasaan saya jadi enak, saya menemukan ketenangan dan damai sejahtera di situ. Pada akhirnya saya memutuskan untuk memilih Tuhan. Ilmu-ilmu yang saya anggap hebat, tapi ilmu tidak memberikan damai sejahtera.”

Sejak hari itu, Musa mengalami perubahan hidup yang sangat signifikan. Ilmu-ilmu dan obat-obatan telah ia lepaskan, dan dia pun menjadi suami dan ayah yang penuh kasih dan tanggung jawab bagi istri dan anak-anaknya.

“Tuhan itu nyata, jadi bukan cuma cerita atau dongeng dari dua ribu tahun lalu. Hingga hari ini juga, Tuhan tetap sama. Jadi apapun juga yang dianggap hebat di dunia ini, tidak ada yang sehebat Yesus,” demikian Musa mengagungkan Yesus yang telah memulihkan kehidupannya. (Kisah ini sudah ditayangkan 10 November 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel)

Sumber Kesaksian:

Musa

Sumber : V101110113211
Halaman :
1

Ikuti Kami