Membuat Cinta, Seks Dan Pernikahan Bernilai Di Mata Anak Anda

Marriage / 9 November 2010

Kalangan Sendiri

Membuat Cinta, Seks Dan Pernikahan Bernilai Di Mata Anak Anda

Lestari99 Official Writer
3204

“Perbuatlah kepada orang lain sebagaimana Anda perbuat terhadap diri Anda sendiri!”

Mengubah ‘aturan emas’ meskipun hanya sedikit, menggambarkan aspek yang luar biasa dari belajar. Faktanya, kata ‘melihat’ memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan nilai-nilai anak remaja Anda terkait cinta, seks dan pernikahan. Seorang remaja akan diajari hal ini satu hari nanti di sekolah.

Seorang guru kelas sembilan memberikan sebuah pelajaran logika. “Situasinya seperti ini” ujar sang guru. “Seorang pria berdiri di perahu di tengah sungai, sedang memancing. Pria ini kemudian kehilangan keseimbangannya, jatuh ke sungai dan mulai berteriak minta tolong. Istrinya mendengar seruan itu, dan sadar bahwa suaminya tidak bisa berenang. Sang istri kemudian pergi ke bank. Menurut kalian, kenapa sang istri malah berlari ke bank?”

Seorang siswi mengangkat tangannya dan berkata, “Untuk menarik semua tabungannya?”

Komentar gadis ini mungkin lucu jika bukan karena fakta bahwa kedua orangtuanya sedang berada di tengah situasi perceraian yang panas. Bayangkan jenis pesan yang dipelajarinya dengan menyaksikan kedua orangtuanya bertengkar setiap hari. Nilai-nilai seperti apa yang diformulasikan dalam pikiran mudanya akan cinta, komitmen dan pernikahan dan bagaimana hal itu begitu berdampak dalam hidupnya kelak? Sementara matanya menyaksikan dengan seksama, akankah ia melakukan hal yang sama kepada suaminya kelak sebagaimana apa yang dilihatnya dilakukan oleh ayahnya? Tak heran ia melontarkan jawaban yang seperti itu.

Bagaimana Pernikahan Anda Bisa Memberi Dampak Bagi Nilai Relasional Remaja Anda

Nilai yang dimiliki seorang remaja akan cinta dan pernikahan dipengaruhi oleh hubungan orangtuanya melalui teladan. Belajar dengan melihat perilaku orang lain adalah bagian penting dari kehidupan kita. Sikap, kebiasaan, dan standar kita dipinjam dari orang lain yang dekat dengan kita, seperti orangtua. Hal ini mencakup banyak hal yang kita lakukan dalam hubungan pernikahan kita. Pernahkan Anda berpikir, “Saya tak dapat percaya saya telah melakukan hal itu – ayah saya melakukan itu kepada ibu saya dan hal itu membuat saya gila!”

Alkitab sangat jelas mengungkapkan tentang pengaruh antar generasi ini, “...yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat." (Kel. 34:7). Lebih jauh, studi penelitian mengkonfirmasi pola generasi ini. Sebuah studi menunjukkan bahwa anak-anak yang diperlakukan dengan kejam biasanya menjadi orangtua dan pasangan yang kasar. Menurut Dr. Conway Hunter, dalam bukunya, The Courage to Change (Keberanian Untuk Berubah), sembilan dari sepuluh anak perempuan yang memiliki ayah seorang alkoholik akan menikahi seorang pria yang juga alkoholik. Edward Teyber dalam bukunya Helping Children Cope with Divorce (Menolong Anak Mengatasi Perceraian), menemukan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga berantakan dilaporkan dalam kehidupan pernikahan mereka memiliki masalah yang sangat besar akan kepercayaan, kesetiaan, keamanan dan konflik daripada anak-anak yang berasal dari keluarga utuh. Statistik yang paling mengejutkan adalah dari peneliti Larry Bumpass, yang menemukan bahwa tingkat perceraian terjadi 50 persen lebih tinggi pada anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga bercerai dibandingkan anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga utuh.

Berdasarkan Kitab Suci dan juga hasil penelitian ini, sudah jelas bahwa orangtua memiliki peran penting dalam mengajarkan anak-anak tentang cinta, komitmen dan pernikahan. Jadi apa yang dapat kita lakukan sebagai orangtua untuk menanamkan karakter positif akan cinta kepada anak-anak remaja kita?

Rahasia Teladan Efektif

Aspek pertama dari sebuah teladan yang efektif adalah memutuskan kualitas seperti apa yang Anda inginkan untuk anak remaja Anda pelajari. Apakah Anda menginginkan agar remaja Anda menempatkan Tuhan sebagai kepala atas hubungan mereka di masa depan? Mungkin Anda merasa belajar untuk menjadi seorang hamba adalah penting. Apapun kualitas tersebut, bayangkan seperti apa putra atau putri Anda jadinya jika memiliki sifat seperti itu. Dengan membayangkan hal ini akan memberikan gambaran yang akurat sehingga Anda akan tahu dengan pasti ketika mereka telah memiliki sifat-sifat tersebut. Hal ini juga akan memungkinkan Anda untuk menentukan cara-cara tertentu dalam pernikahan Anda yang akan mencerminkan karakteristik dan nilai yang sama. Tanyakan pada diri Anda sendiri, “apa yang anak saya amati ketika ia melihat ke dalam hidup saya dan juga hubungan yang saya jalani?”

Cara kedua untuk menjadi teladan yang efektif: anak Anda perlu melihat konsekuensi dari perilaku Anda – baik positif maupun negatif. Hal ini penting karena dapat mengindikasikan apa yang mungkin anak Anda terima untuk meniru Anda.

Sebagai contoh, saya masih dapat mengingat bagaimana orangtua saya menegaskan cinta dan komitmen mereka satu sama lain secara terus-menerus. Ayah saya bahkan menggantung sebuah plakat di lorong rumah kami yang berbunyi, “Dalam jaminan komitmen seumur hidup saya. Kepada Norma, Kari, Greg dan Mike. Natal 1976”. Konsekuensi yang ayah terima dengan membuat komitmen ini sangatlah positif. Sebagai seorang anak, saya merasa sangat aman dan tidak kuatir akan sebuah kenyataan bahwa orangtua saya akan terus tinggal bersama karena saya dapat melihat komitmen mereka tergantung di dinding. Sebagai hasil dari perilaku orangtua saya ini, tiada seharipun saya lewati tanpa saya mengingatkan istri dan putri saya akan cinta yang saya miliki bagi mereka.

Ketika Anda berusaha untuk menjadi teladan yang efektif bagi anak-anak Anda, saya mendorong Anda agar terlibat dalam sebuah kelompok kecil dengan orangtua lain yang memiliki keinginan sama seperti Anda. Kelompok kecil ini merupakan sumber dukungan yang kuat karena mereka tidak hanya menyediakan akuntabilitas tetapi juga dorongan dan perspektif orang lain.

Dalam Pengkhotbah 4:10-12, Raja Salomo mengakui pentingnya teman-teman ketika ia menulis, “Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.”

Sumber : Dr. Greg Smalley - cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami