Belajar Percaya Ketika Tak Ada Yang Dapat Dipercaya

Marriage / 9 November 2010

Kalangan Sendiri

Belajar Percaya Ketika Tak Ada Yang Dapat Dipercaya

Lestari99 Official Writer
11286

Tumbuh dari keluarga berantakan, saya selalu bermasalah dengan yang namanya ‘kepercayaan’. Sayangnya, hal ini berimbas pada suami saya. Susah untuk dapat mempercayai seseorang sepertinya telah menjadi tabiat yang saya bawa sepanjang hidup. Saya bahkan memiliki mantera yang telah saya anggap sebagai sebuah kebenaran, ‘Tak seorangpun yang dapat dipercaya kecuali Tuhan’.

Saya menolak untuk mempercayai seseorang sebagai bentuk melindungi diri ... atau setidaknya saya pikir itu melindungi saya. Namun ada saat ketika saya menyadari bahwa membatasi kepercayaan mungkin menahan sakit lebih banyak daripada memberikannya secara bebas.

Sedangkan iblis akan selalu berusaha menuangkan garam pada luka kita yang paling rentan, namun dengan pertolongan Tuhan, kita dapat menemukan kedamaian sejati baik dengan diri kita sendiri maupun dengan pasangan kita saat kita bersedia melakukan kehendak Tuhan dan melihat lebih dekat pada kebenaran Firman Tuhan.

1. “...Baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia…” Yakobus 5:14

Ketika pertama kali saya meminta orang lain untuk berdoa atas situasi yang saya hadapi, saya sungguh merasa malu. Namun bagaimanapun juga saya menyadari bahwa hal itu hanya merupakan cara lain bagaimana Tuhan memakai rasa sakit kami bagi kemuliaan-Nya. Ketika banyak hal mulai berubah, saya dapat melihat bagaimana hal itu memungkihkan orang lain untuk menyaksikan karya tangan Tuhan dalam hidup kami yang juga membuka kuasa yang tak dapat saya buka sendirian.

2. “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.” 1 Korintus 13:1

Tuhan tidak menjanjikan bahwa cinta akan mudah. Ada saat-saat ketika Anda tidak puas akan cinta. Ada saat-saat ketika pasangan Anda tidak bahagia karena cinta. Tuhan berkata bawa cinta adalah penderitaan yang panjang. Namun ini tidak berarti bahwa cinta akan selalu menjadi buruk dan menyedihkan, sebaliknya cinta akan selalu bersedia menderita menghadapi hujan sedahsyat apapun dan sabar menanti munculnya matahari.

3. “Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” 1 Korintus  13:7

Dengan kata lain, cinta bukan hanya sekedar ketika istri menerima mawar, lalu memiliki prasangka bahwa suaminya telah melakukan sebuah kesalahan menjadi motif di balik sikapnya tersebut. Ketika kata-kata yang menyakitkan terucap, cinta percaya jauh di dalam lubuk hati bahwa hal itu tidak dimaksudkan demikian. Cinta percaya bahkan ketika pasangan kita pergi ke ujung bumi sekalipun, kita akan selalu ada di dalam pikiran dan hati mereka – tidak ada yang lain.

4. “Hidup dan mati dikuasai lidah...” Amsal 18:21

Kata-kata bisa menjadi perusak kepercayaan yang mengerikan. Kita bisa memilih untuk menggunakan perkataan kita mencerminkan perasaan kita yang sebenarnya dan mengangkat satu sama lain atau berbicara dalam kemarahan dan air mata untuk menjatuhkan satu sama lain. Jika pasangan Anda sedang berbicara dalam kemarahan, Anda tidak harus terpancing untuk melakukan hal yang sama. Perkatakan kehidupan dalam pernikahan Anda, dan hal itu dapat menular pada pasangan Anda. Begitu juga sebaliknya. Sebuah senyuman dapat menular!

5. “Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.” 1 Korintus 13:11

Ketika Anda menemukan diri Anda kembali ke masa pikiran kanak-kanak tanpa manfaat sama sekali, mintalah kepada Tuhan untuk hikmat-Nya dan Dia akan memberikannya kepada Anda.

6. “...Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, …” Filipi 3:13-14

Jika Anda tidak bisa melepaskan kenangan yang membuat Anda sulit untuk mempercayai orang lain, ingatlah pada apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus, “Lupakan apa yang ada di belakang... berlari-lari pada tujuan... memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”.

Melupakan masa lalu itu menyakitkan. Bicaralah dengan pendeta Anda maupun mencari bantuan dari seorang konselor Kristen. Ingatlah bahwa masa lalu Anda tidak merefleksikan diri Anda saat ini. Masa lalu kita dapat terus menyakiti kita, tapi hanya jika kita mengizinkannya.

Saya akui, saya masih berusaha untuk sebuah kemajuan, sebagaimana seperti suami dan istri lainnya di seluruh dunia. Tapi setiap hari, saya tahu bahwa saya harus senantiasa mencari Kristus dan percaya pada kebenaran-Nya di atas pikiran saya sendiri, percaya pada firman-Nya dan bukan pada emosi saya sendiri.

Ketika Anda menghadapi cobaan yang datang ke dalam pernikahan Anda, ingatlah bahwa sesuatu yang indah sedang terjadi atas kedua belah pihak. Bapa Surgawi memoles bagian karakter Anda yang kasar, membuat karakter itu bersinar sebagaimana seperti yang diinginkan-Nya, dan akan segera terungkap jika kita hanya percaya dan berserah.

Sumber : Brooke Keith - cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami