Sungguh Ironis, Jumlah Jemaat Di Inggris Terus Berkurang

Internasional / 25 October 2010

Kalangan Sendiri

Sungguh Ironis, Jumlah Jemaat Di Inggris Terus Berkurang

Lois Official Writer
3741

Di Inggris, jemaat yang menghadiri kebaktian setiap minggu di gereja terus berkurang dan ini mungkin saja salah satu pertanda bahwa keuskupan di Inggris terancam ditutup. Karena itu, menurut sebuah sumber, Komisi Keuskupan kini sedang menyusun proposal untuk menggabung Keuskupan Bradford di Yorkshire yang kini banyak ditinggali jemaatnya ke dalam keuskupan di wilayah tetangganya, Ripon dan Leeds.

Mungkin masa-masa Keuskupan Bradford yang didirikan pada tahun 1919 dan meliputi kota utara Yorkshire dan timur Lancashire, serta tenggara Cumbria dan Leeds ini telah berakhir. Data tersebut mengungkapkan, kehadiran jemaat di 147 paroki yang ada di bawah keuskupan tersebut terus menurun dari 13.500 jemaat pada tahun 2000 menjadi 8.700 jemaat pada tahun 2008.

Beberapa kalangan bahkan mendesak agar kedua keuskupan itu dimasukkan saja ke dalam keuskupan York sehingga menciptakan sebuah keuskupan super di bawah Uskup Agung York, John Sentamu, pemimpin gereja paling berpengaruh nomor dua di Inggris. Langkah itu diambil karena gereja menghadapi beberapa masalah keuangan serius tatkala aset nasionalnya senilai satu miliar pound dihapus.

Selain itu juga, krisis ini terutama terjadi karena di sejumlah wilayah terjadi pergeseran populasi sehingga mempercepat turunnya jemaat yang pergi ke gereja dan secara otomatis dana yang dihimpun di gereja pun merosot. Ditambah lagi, di beberapa daerah mempunyai konsentrasi penduduk imigran Muslim yang tinggi sehingga mempengaruhi kondisi itu.

Canon Rod Anderson dari Gereja St. Barnabas di Heaton, Bradford mengakui pihak gereja sengaja ingin menggabungkan kedua keuskupan itu untuk berhemat. Ia juga mengatakan bahwa selama 16 tahun, jemaat di gerejanya telah berkurang lebih dari 100 orang tiap Minggu menjadi 40 sampai 60 orang saja. “Saya melihat pergeseran demografi dengan masuknya etnis besar Asia, terhadap jumlah jemaat dan pengaruhnya bagi keuangan gereja.”

Pendeta Nicholas Clews (52) mengatakan, “Tidak ada keraguan dalam situasi seperti ini, pengurangan keuskupan merupakan cara untuk menghemat biaya.” Di Keuskupan Ripon dan Leeds yang berpenduduk sekitar 810 ribu jiwa, kebaktian setiap minggunya hanya dihadiri oleh 12.300 jemaat, tidak seperti tahun 2004 12.800.

Statistik mencatat, meskipun jumlah jemaat yang datang ke gereja masih lebih besar, namun terjadi penurunan signifikan. Saat ini, jumlah jemaat yang melakukan sholat Jumat di mesjid-mesjid di sana sekitar 8.000 jemaat setiap Jumatnya. Statistik memperkirakan akan ada lebih banyak jemaat yang melakukan sholat Jumat daripada jemaat yang datang ke gereja Anglikan dalam satu dekade ini.

Sumber : republika/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami