Film Biarawan Kisahkan Kehidupan Damai Dengan Muslim

Internasional / 23 October 2010

Kalangan Sendiri

Film Biarawan Kisahkan Kehidupan Damai Dengan Muslim

daniel.tanamal Official Writer
3445

Film  Des Hommes Et Des Dieux (Manusia dan Tuhan), yang ditayangkan baru-baru ini di Perancis, TELAH menarik perhatian media, terutama film tersebut telah datang pada hari jadi serangan 11 September.

Film tersebut – yang membawa kembali ingatan penculikan tujuh biarawan Trappist Perancis di desa Tibhirine, sampai Timur Aljazair, pada akhir abad lalu – mengarahkan sebuah pesan yang jelas, menurut sutradaranya, yang adalah sebuah pesan masuk ke dalam dialog dan hidup berdampingan dengan Muslim."

Aljazair hidup melewati tahun 1990-an, yang dikenal sebagai "dekade berdarah" dalam konteks konflik bersenjata antrara angakatan darat Aljazair dan kelompok bersenjata Islam yang telah menculik dan membunuh para warga asing.

Dalam presentasinya tentang film tersebut di balai sinema Paris pada 14 September, Xavier Beauvois, sutradara film tersebut mengatakan, "Film tersebut menunjukkan rincian sehari-hari tujuh biarawan di Desa Tibhirine dan menunjukkan bagaimana para biarawan tersebut tinggal di sana selama beberapa tahun sebagai bagian dari populasi Muslim dan hubungan mereka dengan para penduduk desa yang dikarakteristikkan dengan keramahtamahan dan dalam sebuah atmosfir saling menghormati untuk satu kepercayaan dengan yang lainnya."

Film tersebut mewakili sebuah kesempatan untuk sebuah pertemuan umat Muslim-Kristen, di mana presentasi tersebut dihadiri oleh Muhammad Al-Mousawi, presiden Dewan Muslim Perancis, dan Sheikh Daw Meskine, sekretaris jenderal Dewan Imam Perancis, bersamaan dengan sejumlah besar pendeta dan biarawan.

Meskipun terdapat pesan kuat tentang hidup berdampingan yang film tersebut berusaha sampaikan, bagi banyak penonton, film tersebut tidak melampaui sebuah pesan "misionaris" tersembunyi yang memuja perkataan "pengorbanan umat Kristen" dan menggambarkan Kristianitas sebagai sebuah agama perdamaian dan rekonsiliasi mutlak, yang disangkal oleh sutradara film tersebut, berkomentar, "Para biarawan yang telah tinggal selama sepuluh tahun di desa tersebut tidak berusaha suatu hari untuk menyebarkan agama mereka di antara para penduduk desa."

Film tersebut ditutup dengan adegan para biarawan yang berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan para penculik, di tengah-tengah pegunungan, naik dan turun, tanpa referensi sutradara pada keadaan yang mana para biarawan tersebut dibunuh, terutama setelah argumen Perancis yang terangkat tahun lalu atas sebuah kebocoran dari otoritas militer Perancis bahwa pembunuhan biarawan tersebut adalah sebuah akibat dari pengeboman Perancis – Aljazair dari salah satu benteng kelompok bersenjata.

Presentasi film tersebut ditemukan dengan  kebetulan hari jadi serangan September, yang datang tahun ini, bersamaan dengan ancaman seorang pendeta Amerika untuk membakar kitab suci Al-Qur'an – sebuah masalah yang telah  mengingatkan kembali pada atmosfir konfrontasi antara agama dan peradaban.

 

Sumber : suaramedia.com/dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami