The Beatles Lebih Tenar Daripada Tuhan Yesus

Internasional / 21 October 2010

Kalangan Sendiri

The Beatles Lebih Tenar Daripada Tuhan Yesus

daniel.tanamal Official Writer
10004

Jika ada yang ingat, dahulu John Lennon pernah menyatakan hal yang tentunya kontroversial, bahwa the Beatles lebih besar dan terkenal dibanding Tuhan Yesus. Dan sekarang salah satu akademisi dan peneliti di University of Huddersfield mengatakan dia setuju dengan pendapat itu.

Dr Rupert mengklaim dalam buku barunya tentang musik pop yang bertajuk Pop Cult dan kepribadian masyarakat yang banyak mengkultuskan beberapa bintang besar dalam industri musik dan kemudian tanpa disadari mengambil alih nilai Kristen sebagai agama.

Ia menyatakan bahwa ketidakmampuan gereja untuk beradaptasi dengan budaya juga selera saat ini telah menyebabkan cap “ketinggalan jaman” dan nilai tua yang tidak relevan lagi. Orang-orang muda saat ini mencari medium dan tempat lain untuk menemukan rasa memiliki transendensial dan makna hidup. Dalam bukunya, ia menggambarkan bahwa masyarakat modern saat ini sebagai salah satu penggila nightclubbing untuk sekedar duduk di bangku seraya menyembah Prince dan Madonna sebagai Tuhan mereka.

Sejarah mencatat bahwa The Beatles-lah yang pertama menjadi artis terbesar di tahun enam puluhan, hingga ada anggapan bahwa hingga saat ini mungkin masih lebih banyak orang mendengarkan rekaman mereka daripada membaca Alkitab. "John Lennon benar. Hingga saat ini The Beatles lebih besar daripada Yesus, " tegasnya.

Dr Rupert sangat pedas mengkritik terhadap beberapa musik yang menjadi simbol agama baru. Terutama pada band Metal Skandinavia ekstrem yang telah mengakibatkan beberapa fans melakukan pembunuhan dan pembakaran akibat kepercayaan berlebihan terhadap musik yang mereka asumsikan sebagai jalan atas jawaban hidup. Dia juga mengkritik penyalahgunaan obat dan alkohol yang menyebabkan kematian atau kemunduran mental musisi seperti Jimi Hendrix, Elvis, Kurt Cobain, Michael Jackson, dan anggota Pink Floyd, The Who dan Led Zeppelin.

Kesimpulan kritik terkuatnya, adalah untuk gereja dan sejarah penentangan terhadap musik populer. "Sikap gereja sangat minim memperhatikan pengaruh musik selama bertahun-tahun. Mereka mengatakan kepada kami bahwa mendengarkan blues, rock'n'roll, atau Rolling Stones akan mengubah kita berperilaku seperti binatang jahat," katanya. "Kini sedikit yang mau percaya lagi. Agama tidak lagi memiliki wewenang untuk memberitahu kita apa yang harus dilakukan. Secara keseluruhan musik merupakan kekuatan yang sangat positif. Mengutip dari buku, untuk memahami musik adalah memahami kehidupan itu sendiri." Tegasnya akhir

Introspeksi haruslah kita mulai dari sendiri. Menyembah dan beribadah kepada Tuhan Yesus dalam gereja yang merupakan wadah agama, adalah sebuah perintah yang harus kita jalani. Pola pikir yang dapat menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, pastilah dapat menjawab seluruh jalan kehidupan.

Sumber : Christiantoday.com/dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami