Kronologi Tragedi Kecelakaan Kereta Api di Petarukan

Nasional / 4 October 2010

Kalangan Sendiri

Kronologi Tragedi Kecelakaan Kereta Api di Petarukan

Lois Official Writer
11468

Tragedi kecelakaan kereta api (KA) kembali terulang. KA Argo Bromo Anggrek menabrak KA Senja Utama yang tengah langsir atau berhenti di Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu 2 Oktober 2010 pukul 03.05 WIB. Insiden ini adalah kecelakaan kereta yang terbesar selama tahun 2010. Korbannya tak sedikit. Data menyebutkan ada 36 orang tewas.

Kepala Humas Daops IV Semarang, Sapto Hartoyo, menceritakan bagaimana kronologinya. Menurut dia, menjelang pukul 03.05 WIB, KA Senja Utama, berhenti di Petarukan. Kereta ini menunggu KA Argo Anggrek yang datang dari arah sama yang hendak melintas. “Jadi, rencananya kereta Senja Utama akan disusul dan didahului oleh Argo Bromo Anggrek di Petarukan,” katanya. Argo Bromo Anggrek yang merupakan kereta eksekutif memang mendapat prioritas jalur dibandingkan KA Senja Utama.

Saat hendak mendahului Senja Utama, Argo Bromo Anggrek seharusnya berada di lintasan rel yang berbeda. Tapi, saat itu Argo Bromo yang sedang melaju dalam kecepatan tinggi berada di jalur yang sama sehingga tabrakan pun tak terelakkan. “Belum diketahui pasti kenapa dua kereta itu bisa berada di jalur yang sama,” ujar Sapto.

Saat ini, Polda Jawa Tengah sudah memeriksa sejumlah orang. Mereka yang diperiksa adalah Kepala Stasiun Petarukan, dua masinis, operator, dan petugas yang piket saat kejadian tersebut. Namun, polisi belum dapat menyebutkan siapa yang menjadi tersangka atas kecelakaan ini. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Iskandar Hasan memastikan penyebab tabrakan maut ini akibat kesalahan manusia atau human error.

“Yang menabrak (KA Argo Bromo Anggrek) harusnya melintas di jalur 2 tapi malah masuk ke jalur 3, makanya terjadi tabrakan,” ujar Iskandar. Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) juga ikut menyelidiki kejadian ini. Namun penyelidikan oleh lembaga di bawah Kementerian Perhubungan ini tidak bisa cepat. “Ini bisa rampung 3-6 bulan lagi. Kecelakaan ini sangat kompleks,” kata Juru Bicara KNKT JA Barata kepada Vivanews.

“Penyelidikan KNKT itu tidak untuk mencari tahu siapa yang salah. Tapi apa penyebabnya, disimpulkan, kemudian direkomendasikan. Nah, rekomendasi ini nantinya harus dilaksanakan supaya tidak terulang lagi kecelakaan serupa,” kata Barata. KNKT menerjunkan eman orang untuk melakukan penyelidikan kecelakaan tersebut. Barata menjamin hasil penyelidikan akan proporsional karena terdiri dari orang-orang independent yang hasil rekomendasinya tidak bisa dipaksakan pemerintah ataupun dipatahkan.

Sumber : vivanews/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami