Wilders : Senin Akan Menjadi Hari yang Mengerikan

Internasional / 4 October 2010

Kalangan Sendiri

Wilders : Senin Akan Menjadi Hari yang Mengerikan

Lois Official Writer
3049

Politisi anti-Islam Belanda, Geert Wilders, yang memainkan peran controversial tetapi penting dalam pembentukan pemerintah baru Belanda, diadili Senin (4/10) karena dituduh menghasut kebencian terhadap umat Islam. Ia dituduh telah menghasut kebencian dan melakukan diskriminasi terhadap kaum Muslim dalam komentar yang ia buat di media dan telah menghina orang Muslim dengan membandingkan Islam dengan Nazisme.

Sidang pengadilan itu berlangsugn pada saat yang bikin canggung Wilders. Partainya tengah bersiap untuk mendapatkan peran kuat dalam pemerintahan melalui dukungannya pada pemerintah yang hanya memperoleh kemenangan minoritas yang terdiri dari Partai Liberal (VVD) dan Kristen Demokrat (CDA). Setelah pemilu Juni lalu, VVD dan CDA hanya meraih 52 kursi dari 152 kursi parlemen. Dengan dukungan Wilders, mereka bisa mendapatkan mayoritas minimal 76 kursi.

Radio Nederland melaporkan, sebenarnya bukan kejaksaan yang menyeretnya ke muka hakim, tapi sekelompok warga. Tahun lalu Pengadilan Tinggi Armsterdam mengeluarkan perintah kepada kejaksaan untuk menggugat politikus ini. “Dia memecah belah, ia menciptakan kebencian, menciptakan konflik. Sejumlah orang tidak bisa menerima hal ini. Orang lain mungkin dapat menerimanya,” kata Mohammed Rabbae dari Dewan Nasional Maroko seperti dikutip AFP.

Proses peradilan ini terdiri dari lima sidang pengadilan. Kasus ini banyak menarik perhatian baik dari dalam maupun di luar negeri. Keamanan di seputar pengadilan sangat ketat. Wilders telah menghadapi ancaman kematian atas pandangan politiknya terkait pembuatan film ‘Fitna’ tahun 2008 yang menuduh Al Quran menghasut kekerasan. Dia juga telah membuat pernyataan blak-blakan kepada media, yang menyamakan Islam dengan Mein Kampf Adolf Hitler.

Dalam pembelaannya, Wilders mengatakan,”Kebebasan berbicara dari sedikitnya 1.5 juta orang sedang diadili bersama saya,” kata Wilders di situs media sosial, seperti yang diberitakan di Kompas. Ia merujuk pada jumlah pemilihnya di Partai Kebebasan PVV pada pemilu 9 Juni lalu. Jika terbukti bersalah, Wilders akan menghadapi hukuman maksimal satu tahun penjara atau denda.

Sumber : kompas/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami