Lulusan Harvard Ternyata Anak Jalanan!

Internasional / 29 September 2010

Kalangan Sendiri

Lulusan Harvard Ternyata Anak Jalanan!

daniel.tanamal Official Writer
4762

Masuk Universitas sekelas Harvard mungkin banyak orang berpikir dua kali sebelum mendaftar. Bayangan biaya mahal dan kompetensi pendidikan yang lumayan “berat” menjadi persoalan tersendiri. Pengecualian terjadi pada Liz Murray. Anak jalanan yang berorang tua pecandu narkoba dan tak memiliki rumah ini, dengan tekadnya yang gigih, berhasil menembus tembok kokoh perguruan tinggi di Negeri Uncle Sam itu. Tak hanya itu, ia berhasil lulus dengan nilai memuaskan.

Melalui buku luar biasa yang dalam hitungan hari menjadi best seller di AS, berjudul Breaking Night: A Memoir Of Forgiveness, Survival, And My Journey From Homeless To Harvard, Liz yang sempat tinggal di gerbong kereta kosong atau bangku taman, menceritakan kisah hidupnya, mulai dari berbagi pasta gigi dengan adiknya sebagai menu makan malam, ketergantungan narkoba orang tuanya, hingga saat berjuang meraih gelar sarjana dari universitas terkenal itu itu.

Dibesarkan di Bronx dengan orang tua yang kecanduan obat berat, Liz Murray putus sekolah dan menjadi gelandangan pada usia 15. Ia dan adiknya dipaksa untuk mencuri makanan untuk bertahan hidup. "Kami makan es batu karena rasanya seperti makan. Kami membagi sebuah tabung pasta gigi di antara kami untuk makan malam," ujarnya. Namun satu yang tak pernah ditinggalkan kedua kakak beradik ini: meninggalkan bangku sekolah. Mereka menempuh pendidikan dasar dan menengah di sekolah kotor dan penuh dengan kutu.

Dalam bukunya, wanita 29 tahun ingat bagaimana ia menghabiskan masa kecilnya menonton orangtuanya yang pengidap HIV/AIDS menghabiskan pembayaran kesejahteraan mereka pada heroin dan kokain.  'Kedua orang tua saya hippie. Pada saat awal 1980-an saat aku dilahirkan, disko dan obat adalah makanan sehari-hari keduanya," jelasnya. Pada usia 17 tahun dia membuat keputusan untuk mengubah hidupnya. Dia menyelesaikan empat tahun SMA-nya dan memperoleh dukungan dari seorang guru yang melihat tekad dan potensial. Belajar dari kisah hidup ibunya pula, ia menyimpulkan sangat merugi orang yang mati sebelum impiannya terwujud. Maka ia berjuang keras memenangkan beasiswa dari New York Times untuk belajar di Harvard.

Liz sekarang bekerja sebagai pembicara inspirasional, dan berbicara kepada remaja pentingnya menolak godaan obat, dan tidak membiarkan kesulitan menghambat hidup mereka. Dia telah memberikan pidato bersama Tony Blair, Mikhail Gorbachev, dan Dalai Lama, dan diberi penghargaan Chutzpah oleh Oprah Winfrey.

Hebatnya, Liz tidak menganggap pahit atau marah tentang masa lalunya. Dalam bukunya, ia menulis tetap menghormati orang tuanya, bagaimanapun kondisi mereka saat hidup. "Mereka penuh cinta dan mencintai saya dengan cara mereka sendiri," ujarnya. Kini, kisah hidupnya akan menjadi sebuah drama televisi yang dibintangi pemeran American Beauty, aktris Thora Birch.

 

Sumber : DailyMail/dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami