Ada 35.000 Orang Garis Keras Di Indonesia (2)

Nasional / 23 September 2010

Kalangan Sendiri

Ada 35.000 Orang Garis Keras Di Indonesia (2)

daniel.tanamal Official Writer
3214

Kepolisian diminta tetap mengacu pada prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam pemberantasan terorisme di berbagai wilayah di Indonesia. Kepala Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) Universitas Negeri Medan Majda El Muhtaj di Medan, Rabu, mengatakan, pemberantasan terorisme harus tetap dilakukan dengan konsisten namun tetap harus diiringi dengan evaluasi dan pengawasan.

Kehadiran Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Peraturan Presiden No 46 Tahun 2010 memiliki mandat konstitusional untuk melakukan penyusunan kebijakan, strategi, program nasional, pencegahan, perlindungan dan penyiapan kesiapsiagaan nasional. Untuk itu, dukungan seluruh komponen negara sangat diharapkan, termasuk DPR dan lembaga peradilan untuk melakukan pemberantasan terorisme di Indonesia, ujarnya.

Meski demikian, kontrol masyarakat sipil penting dilakukan agar pemberantasan terorisme tetap mengacu pada prinsip-prinsip HAM, nilai-nilai dan pandangan hidup masyarakat serta aturan hukum yang berlaku di Indonesia, katanya menambahkan.

"Optimalisasi peran tersebut harus lebih disinerjikan dengan penguatan langkah-langkah humanis. Penanggulangan terorisme seharusnya tetap sejalan dengan prinsip-prinsip HAM karena sangat terkait dengan wujud pelaksanaan tanggung jawab negara yang diaktori oleh alat-alat negara," katanya. Menurut dia, pandangan bahwa pemberantasan terorisme dapat mengangkangi HAM adalah salah, sebab penggunaan kekerasan yang berlebihan akan menyebabkan kejenuhan dan ketidakpercayaan publik terhadap aparat kepolisian.

Selain itu, pemberantasan terorisme membutuhkan keseriusan pada pemenuhan dimensi yang lain, seperti akses pada pendidikan, dialog-dialog dan yang terpenting pemerintah harus meminimalisir berbagai tindakan kebijakannya yang dapat menjurus pada bentuk-bentuk ketidakadilan dan pelanggaran HAM. "Saya kira dengan komitmen iniah pemberantasan terorisme akan bisa dibendung dengan efektif," katanya.

Mari bersama kita mulai membentuk pemikiran positif untuk setiap hal yang ada di nusantara ini. Pemikiran positif melahirkan langkah nyata membangun bangsa, sebaliknya pemikiran fundamental yang egois hanya menebar ancaman perpecahan.

Sumber : Jurnas.com/dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami