Natascha Terkurung Selama 3096 Hari di Bawah Tanah

Nasional / 7 September 2010

Kalangan Sendiri

Natascha Terkurung Selama 3096 Hari di Bawah Tanah

Lois Official Writer
10481

Natascha Kampusch, seorang gadis yang dikurung di gudang bawah tanah di Austria selama delapan tahun, akhirnya mengungkapkan pelecehan yang dialaminya selama di tangan penculiknya. Dia menceritakan bagaimana dirinya dipukuli sampai 200 kali seminggu.

Yang lebih parah lagi, dia dirantai ke penculiknya setiap kali mereka tidur, di tempat tidur si penculik. Selain itu, dia dipaksa untuk mencukur rambutnya serta bekerja setengah telanjang sebagai budak rumah tangga. Kampusch yang sekarang berusia 22 tahun, diculik pada waktu usianya 10 tahun oleh Wolfgang Priklopil.

Semua ini dia tuangkan dalam bukunya yang berjudul ‘3096 Hari’ untuk mengacu pada jumlah waktu dia disekap dan dipublikasikan. “Saya sekarang merasa cukup kuat untuk menceritakan secara lengkap kisah penculikan saya,” katanya. Dia menulis bahwa Priklopil memaksanya memanggil pria itu sebagai ‘Tuanku’ atau ‘Maestro’. Priklopil mengatakan, “Kau bukan lagi Natascha. Sekarang kau milikku.”

Dia mengklaim bahwa dirinya dipukuli begitu parah oleh Priklopil, pria itu bahkan mematahkan tulangnya. “Dia benci jika kesakitan membuat saya menangis. Dia akan menangkap saya di tenggorokan, menyeret saya ke wastafel, mendorong kepala saya ke dalam air, dan meremas tenggorokan saya sampai saya hampir kehilangan kesadaran. Saya juga masih ingat dengan jelas suara gemeretak di tulang belakang saya ketika Priklopil memukul kepala saya berulang kali dengan kepalan tangannya.”

Kampusch juga menulis tentang trauma kekurangan kontak dengan manusia. “Saya masih anak-anak dan saya butuh sentuhan kasih sayang. Jadi, setelah beberapa bulan di gudang bawah tanah, saya meminta penculik saya untuk memeluk saya. Itu sangat sulit. Saya menjadi sesak napas karena panik ketika dia memeluk terlalu kencang. Setelah beberapa kali mencoba, kami berhasil melakukannya, tidak terlalu dekat, tidak terlalu kencang, tetapi cukup sehingga saya bisa membayangkan perasaan sentuhan yang penuh kasih dan perhatian.” ungkapnya.

“Ketika saya berusia 14, saya menghabiskan malam di atas tanah untuk pertama kalinya. Saya berbaring kaku ketakutan di tempat tidurnya saat ia berbaring di sampingku dan mengikat pergelangan tangan saya dengan borgol plastic. Saya tidak diizinkan untuk membuat suara sedikitpun.” kisah Kampusch.

Kampusch mengisahkan juga ketika pria itu berada di belakang lehernya, dia mencoba bergerak sesedikit mungkin. Namun, ketika pria itu memborgolnya pada malam itu, Kampusch dengan bijak mengatakan bahwa itu bukan soal seks. Dia mengerti kalau pria yang telah memukulnya itu hanya menginginkan sesuatu untuk dipeluk.

Buku itu juga mengungkapkan keputusasaan yang memaksa dia untuk mencoba bunuh diri beberapa kali. “Saya tahu saya tidak bisa menghabiskan seluruh hidhp saya seperti ini. Hanya ada satu jalan keluar. Bunuh diri. Pada usia 14 tahun, saya mencoba beberapa klai mencekik diri dengan barang dari pakaian. Pada usia 15, saya mencoba melukai pergelangan tangan saya dengan sebuah jarum jahit yang besar. Di kesempatan yang lain, saya menumpuk kertas dan gulungan kertas toilet ke kompor listrik saya. Penjara bawah tanah itu penuh dengan asap dan saya dengan lembut hanyut terbawa arus, lari dari kehidupan yang tidak lagi milik saya.” Kampusch melarikan diri pada usia 18 tahun pada tanggal 23 Agustus 2006. Sadar bahwa polisi akan menangkapnya, Priklopil (44) melakukan bunuh diri dengan melompat ke rel kereta. Buku ini diperkirakan akan meraup uang 1 juta poundsterling buat Kampusch.

Natascha berjuang dari usia 10 tahun untuk menghadapi kekejaman yang dia rasakan, untuk pelecehan yang dilakukan oleh seorang pria yang begitu menghancurkan masa depannya. Meskipun dia mencoba beberapa kali melakukan tindakan bunuh diri, tapi tangan Tuhan menjaganya dan sekarang dia malah bisa merasakan kebebasan hidup. Kiranya tangan Tuhan menjaga kita semua dari segala kejahatan.

Sumber : kompas/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami