Gereja Scottish Episcopal : Tuhan Bukanlah Seorang Pria

Internasional / 7 September 2010

Kalangan Sendiri

Gereja Scottish Episcopal : Tuhan Bukanlah Seorang Pria

Lois Official Writer
4769

Bentuk baru dari penyembahan saat ini, gereja meminta agar kita semua menghilangkan kata seperti ‘Lord, he, his, him’ yang berarti Tuan, dia (laki-laki), kepunyaannya (laki-laki) dan dia (bentuk ketiga dari kata laki-laki dalam bahasa Inggris) dan semua kata-kata yang menunjukkan bahwa Tuhan itu adalah seorang pria karena Tuhan pada dasarnya di luar jenis kelamin manusia. Uskup anggota Espikopal sudah menyetujui gagasan ini.

Para penganut tradisional mengkritik perubahan yang sangat mendasar ini karena mereka menimbulkan pro kontra dan mereka akan dianggap tidak konsisten dengan pengajaran dalam Alkitab. Sejak tahun 1982, liturgi yang mengacu Tuhan sebagai laki-laki sama seperti dalam Alkitab dihilangkan. Sebagai contoh, kata ‘mankind’ yang berarti umat manusia diganti menjadi ‘world’ atau dunia.

Komite Liturgi dalam konsultasi Faith & Order Board of General Synod and the College of Bishops telah membuat liturgi baru agar dapat dipakai pada waktu kebaktian untuk mengganti kata-kata yang menunjuk Tuhan dengan jenis kelamin pria. Para pendeta wanita pun mempertanyakan mengapa Tuhan masih mengacu kepada laki-laki.

“Hal ini tidak perlu dibesar-besarkan. Kata ‘man’ dalam bahasa Inggris, khususnya dalam kumpulan para ilmuwan mengacu pada dua jenis kelamin.” kata Rev. Stuart Hall of the Scottish Prayer Book Society and Honorary Professor of Divinity di Universitas St. Andrews. “Mereka yang mencoba meminimalkan pengertian Tuhan sebagai Bapa dan Kristus sebagai Anak-Nya punya kesulitan yang besar karena Perjanjian Baru mengacu pada referensi ini.”

Beberapa gereja mengganti ‘Bapa, Putra dan Roh Kudus’ menjadi ‘Pencipta, Penebus, dan Roh Kudus’. “Kita berusaha untuk tidak membuat onar dalam mendeskripsikan Tuhan di dalam Alkitab. Namun yang ingin lihat adalah bahasa yang mempergunakan jenis kelamin. Tuhan itu di atas dan berada di luar jangkauan. Kami tidak mengatakan bahwa Tuhan itu bukan pria. Tuhan juga wanita. Masalahnya adalah untuk menggunakan bahasa manusia dalam mengartikan yang tidak dapat diartikan. Uskup sudah meminta ijin untuk penggantian kata-kata ini, masyarakat tidak harus menggunakannya. Tapi kami mencoba untuk menghormati Tuhan yang dapat membantu gereja dan umatnya.”

Sumber : telegraph/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami