Agama Dianggap Penting di Negara yang Miskin

Internasional / 4 September 2010

Kalangan Sendiri

Agama Dianggap Penting di Negara yang Miskin

Budhi Marpaung Official Writer
4992

Survei yang dilakukan oleh Gallup Poll pada tahun 2009 memperlihatkan bahwa agama memainkan peran lebih besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di negara-negara miskin dibandingkan mereka yang tinggal di negara-negara kaya.

Survei yang dilaksanakan di 114 negara tersebut, menemukan hubungan yang kuat antara religiusitas dan status sosial ekonomi suatu negara. Menurut survei itu, negara yang paling religius adalah negara yang memiliki PDB per kapita kurang dari $ 5.000.

Ada 10 negara yang 98% respondennya mengatakan agama adalah hal penting di dalam kehidupan sehari-hari mereka, diantaranya Bangladesh, Nigeria, Yaman, Indonesia, Malaysia dan Sri Lanka.

Di negara-negara dengan rata-rata pendapatan per kapita sebesar $ 2.000 atau lebih rendah, sekitar 95% mengatakan agama adalah penting dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Sementara, negara-negara kaya - yang rata-rata pendapatan per kapita lebih dari $ 25.000, menganggap agama bukan sesuatu yang penting.

Di Inggris, hanya 27% responden yang setuju menyatakan agama sebagai sesuatu yang penting untuk kehidupan sehari-hari mereka. Di Rusia, 34 persen orang yang disurvei mengaku agama merupakan hal yang penting dalam hidup mereka.

Perancis, Hongkong, Jepang, Denmark, dan Swedia memiliki tingkat prosentase yang tidak jauh berbeda dengan Inggris dan Rusia.

Amerika Serikat sendiri dalam survei yang dilakukan Gallup Poll memperlihatkan bahwa agama merupakan sesuatu yang cukup penting dalam kehidupan masyarakatnya. Hal ini ditunjukkan dengan prosentase tingkat religiusitas yang mencapai 65%.

Estonia merupakan negara yang sebagian besar masyarakatnya memandang agama bukan hal yang terpenting di dalam hidup mereka. Tingkat religiusitas dari negara ini adalah 16%.

Gallup mengatakan, hasil survei ini dapat menunjukkan bahwa agama memainkan peran "lebih fungsional" di negara-negara miskin yang notabene sebagian besarnya penduduknya sedang berjuang mengatasi permasalahan hidup sehari-hari mereka.

Survei yang ditunjukkan Gallup ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Indonesia yang sedang berjuang untuk menjadi negara maju di dunia. Apakah penduduk negara ini masih akan tetap mengutamakan agama pada saat menikmati kemakmuran ataukah kondisinya justru akan seperti negara-negara yang sekarang sudah maju? Berharap kesimpulan survei ini salah ketika Indonesia menjadi bangsa yang sejajar dengan negara-negara besar lain yang ada sekarang.

Sumber : christiantoday.com
Halaman :
1

Ikuti Kami