Media Iran Sebut Ibu Negara Perancis Sebagai Pelacur

Nasional / 1 September 2010

Kalangan Sendiri

Media Iran Sebut Ibu Negara Perancis Sebagai Pelacur

Lois Official Writer
4932

Ada salah satu media di Iran yang menyebutkan Ibu negara Perancis sebagai ’pelacur’. Media yang menggunakan julukan yang tak pantas itu adalah Koran The Kayhan. Pada edisi Sabtu kemarin, 28 Agustus 2010, koran tersebut menulis headline ‘Pelacur Perancis Meneriakkan Hak Asasi Manusia’ dengan merujuk kepada istri Presiden Perancis Nicolas Sarcozy itu.

Sebutan ini adalah bentuk kemarahan mereka atas tuduhan Carla Bruni-Sarkozy, sang ibu negara, atas seorang perempuan terpidana hukum rajam di Iran.

Suara dari pemimpin spiritual tertinggi Syiah Iran Ayatollah Ali Khamenei juga mengecam Bruni.

Salah satu isi beritanya yaitu, “Walaupun Bruni, seorang penyanyi bermoral rendah dan seorang artis keturunan Italia, dapat memasuki keluarga Sarkozy dan menikahi presiden Perancis, namun laporan terbaru mengemukakan perselingkuhannya dengan seorang penyanyi,” tulis koran tersebut.

Adapun rumor ini telah berkembang di Perancis beberapa bulan lalu dan telah dibantah oleh Bruni dan Sarkozy pada bulan April. Sejak itu gossip perselingkuhan ini pun mereda. Kantor Kepresidenan Perancis ketika dimintai keterangan mengenai hal ini menolak untuk berkomentar.

Adapun alasan koran tersebut sampai memberitakan tentang gossip dan menyebut Ibu Negara Perancis dengan sebutan tak pantas itu sebagai bentuk reaksi atas campur tangan Bruni kepada kasus rajam Sakineh Mohammedi Ashtiani, wanita 43 tahun beranak dua. Bruni menyatakan keprihatinannya atas hukuman tersebut dengan menuliskan surat langsung kepada Asthiani.

Asthiani divonis hukuman rajam, dikubur setengah badan dan ditimpuki batu hingga mati. Vonis itu diterima setelah pada Mei 2006 dia dituduh berzinah dengan dua orang lelaki setelah suaminya mati dibunuh pada tahun 2005. Asthiani juga dituduh berperan dalam pembunuhan suaminya tersebut.

“Bagaimana bisa diam saja setelah mengetahui hukuman terhadapmu?” itulah satu kalimat Bruni kepada Asthiani. Surat ini kemudian dicetak di beberapa media Perancis dan menyulut gelombang demonstrasi untuk mendukung Ashtiani. Bruni juga mengatakan bahwa hukuman atasnya telah menyakiti semua wanita, anak-anak, dan mereka yang mempunyai rasa kemanusiaan.

Bruni juga menyatakan bahwa suaminya, Presiden Perancis, akan terus membela Asthiani dan Perancis tidak akan mengabaikannya. Saat ini hukuman Ashtiani ditunda namun tidak ditangguhkan sampai batas waktu yang belum ditentukan oleh pengadilan Iran.

Sumber : vivanews/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami