Bisakah Ibadah Kristen dan Muslim Dalam Satu Tempat?

Nasional / 19 August 2010

Kalangan Sendiri

Bisakah Ibadah Kristen dan Muslim Dalam Satu Tempat?

Lois Official Writer
4540

Umat Muslim di Spanyol mengadakan kampanye agar membolehkan mereka beribadah di samping umat Kristen di Katedral Cordoba, yang dulunya merupakan Mesjid Agung Cordoba. Saat ini, mesjid Cordoba yang berada di Spanyol, tidak terdengar bunyi panggilan, yang ada hanyalah bunyi lonceng gereja, sehingga itulah alasan mereka mengadakan kampanye.

Sejak saat itulah Katedral menjadi symbol dari Kristen Monarki di Spanyol abad ke-13 dan lebih dari sejuta orang yang mengunjungi Katedral tersebut setiap tahunnya. Penggambaran penyaliban Yesus disalibkan yang terletak kubah di tiang bergaris putih merah, dulunya merupakan ruangan tempat umat Muslim berdoa. Bahkan, pernah dikenal sebagai tempat yang membolehkan umat Kristen dan Muslim berdoa bersama dalam satu atap.

Kini, beberapa umat Muslim ingin mengulangi sejarah tersebut. Mansur Escudero, seorang Spanyol yang berpindah menjadi Muslim, memimpin pergerakan ini untuk mengambil hak umat Muslim berdoa di Katedral Cordoba. “Saya tidak berpikir hal ini penting buat umat Muslim, tapi penting untuk kemanusiaan,” katanya. “Kami pikir hal ini adalah paradigma indah tentang toleransi, pengetahuan, kebudayaan. Orang-orang dengan agama yang berbeda hidup bersama.”

Di Spanyol, ada lebih dari satu juta Muslim, sekitar lebih dari dua persen dari seluruh populasi yang ada. Kebanyakan dari mereka merupakan para transmigran yang datang dari tempat seperti Maroko. Di Bulan April lalu, lebih dari 100 pengunjung Muslim yang mengadakan protes dengan mengadakan doa di dalam gedung tersebut. Ketika penjaga keamanan ingin membubarkan mereka, terjadi protes besar dan menyebabkan dua orang ditahan.

Menurut Uskup Cordoba, Demetrio Fernandez, kejadian ini mengingatkan bahwa sangat tidak mungkin untuk membagi tempat ibadah tersebut untuk penyembahan. Hal ini diumpamakan seperti membagi satu istri untuk dua orang suami, katanya kepada CNN. “Apakah mereka akan senang bila melakukan hal yang sama terhadap mesjid mereka?” tanyanya. “Tentu saja tidak. Karena saya mengerti perasaan keagamaan mereka dan mereka juga mengerti kita dengan baik. Perasaan beragama adalah perasaan terdalam dalam hati manusia, sehingga tidak mungkin dibagi-bagi.”

Uskup Fernandes mengambil contoh mesjid San Juan yang ada di Damascus, yang diubah dari komplek Kristen menjadi sebuah mesjid. “Kami tidak akan berpikir untuk meminta mesjid Damascus itu, karena itu sudah menjadi milik umat Muslim dan bagi mereka itu merupakan simbolis mereka. Sama seperti umat Kristen, gereja model kuno San Juan tersebut sangat penting buat kami, tapi kami mengerti bahwa sejarah tidak akan terulang lagi. Yang penting adalah masa depan. Jadi, tidak masuk di akal meminta Cordoba berubah menjadi sebuah mesjid, tidak masuk akal karena sejarah tidak bisa diulang kembali,” katanya kemudian.

Escudero meyakinkan bahwa ini bukan tentang kemenangan satu agama terhadap agama lain. Dia mengatakan, “Mereka berpura-pura bahwa kita menaklukkan sebuah mesjid lagi, tapi ini tanpa tujuan. Kami ingin sebuah tempat dimana Kristen, Muslim, maupun Yahudi, bisa melakukan kegiatan agama mereka dan penyembahan kepada Tuhan, maupun berdoa atau apapun sebutan untuk itu.”

Sumber : cnn/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami