Otoritas, Sebuah Berkat Istimewa Seorang Suami

Marriage / 6 August 2010

Kalangan Sendiri

Otoritas, Sebuah Berkat Istimewa Seorang Suami

Puji Astuti Official Writer
6856

Keberhasilan sebuah keluarga ditentukan oleh sikap sang kepala keluarga. Jika sang suami passive maka istri akan menjadi dominant bahkan terkesan “liar”. Namun jika suami dapat menjadi kepala keluarga yang baik, maka istri dan anak-anak akan tunduk serta menghormatinya.

Kegagalan dan keberhasilan seorang pria menjadi seorang kepala keluarga, baik secara peran dalam keseharian maupun dalam kerohanian ditentukan oleh hubungannya dengan Tuhan. Bagaimana dia membuka hatinya dan mengijinkan Tuhan untuk memimpin hidupnya, akan tercermin dalam kepemimpinannya di keluarga. Jadi, bagaimana bentuk kepemimpinan dalam keluarga yang Tuhan mau untuk para suami lakukan?

Melayani

Otoritas yang Tuhan berikan kepada pria adalah untuk melayani. Namun banyak pria salah mengartikan kebenaran firman Tuhan tentang otoritas ini yang akhirnya membuat mereka menjadikan istri dan anak-anaknya seperti tentara atau ajudan yang bisa diperintah seenaknya.

Kebenarannya adalah, para pria Tuhan minta untuk melayani istri dan anak-anaknya dan dengan cara demikian memimpin mereka untuk mengenal Tuhan. Sekalipun ide untuk menjadi “pelayan atau hamba” ini sedikit sulit diterima, namun dengan sedikit pengorbanan maka hal tersebut akan dapat dilakukan dan membuat keluarga tersebut menjadi keluarga yang harmonis.

Mengasihi

Selain menjadi seorang “pelayan atau hamba” bagi pasangannya, suami juga adalah kekasih istrinya. Untuk itulah para suami diminta untuk mencintai istrinya, sama seperti teladan yang Yesus tunjukkan bagaimana diri-Nya mencintai jemaat-Nya. Bagaimana cara Yesus mencintai jemaat-Nya di dunia ini?
Yesus meluangkan waktunys untuk murid-muridnya, dan menguatkan mereka saat lemah. Yesus juga mengajar murid-murid-Nya serta memuji mereka atas keberhasilan mereka. Mengapa Yesus melakukannya? Karena Yesus peduli dengan kehidupan dan masa depan umat-Nya.

Demikian juga seorang suami harus mengasihi istrinya. Seorang suami mewakili Yesus Kristus di dalam rumahnya. Dia harus memerintah untuk mendatangkan kemuliaan Tuhan bagi istrinya. Seorang suami juga harus memperdulikan kehidupan serta masa depan istrinya. Kepemimpinan seorang suami haruslah membuat istrinya merasa istimewa, dihargai dan dicintai.

Cintailah istri Anda tanpa syarat, sama seperti Kristus mengasihi kita. Jangan kasihi dia “karena dia…” tetapi “bagaimanapun.” Ketika Anda mengasihi istri Anda dengan rela berkorban dan tanpa syarat, dia akan semakin menyadari tentang kasih Tuhan dan melalui hal tersebut nama Tuhan dimuliakan.

Menjadi seorang kepala rumah tangga adalah kesempatan Anda untuk menjadi semakin seperti Kristus, dan semakin menyelamani tentang peran Kristus bagaimana Ia mengasihi jemaat sama seperti seorang suami yang tidak hidup untuk dirinya sendiri namun memberikan hidupnya untuk menjadi saluran Tuhan memberkati istrinya.

Sumber : Cross Walk
Halaman :
1

Ikuti Kami