Kemukakan Alasan Iya dan Tidak Merawat Anak

Parenting / 7 July 2010

Kalangan Sendiri

Kemukakan Alasan Iya dan Tidak Merawat Anak

Lois Official Writer
3312

Memang setelah menjadi orangtua, yang perlu dipikirkan adalah bagaimana caranya menjadi orangtua yang baik. Selain memberikan cinta, merawat anak dengan penuh kasih sayang, juga perlu dipikirkan bagaimana masa depan anak. Karena itu, ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan orangtua untuk bekerja yaitu :

Kebutuhan finansial yang nyata

Saat ini di Indonesia, cukup banyak keluarga yang kedua orangtuanya harus bekerja untuk dapat bertahan hidup dan bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka khususnya kebutuhan anak-anak mereka.

Kebutuhan finansial yang sebetulnya tidak mendesak

Bila dicermati secara seksama, sebetulnya perasaan harus bekerja pada pasangan orangtua semata-mata hanya berdasarkan keinginan untuk bisa hidup dengan standar yang lebih tinggi lagi.

Tekanan lingkungan

Banyak ibu merasa bahwa mereka ‘harus’ bekerja, bahwa memang begitulah yang ‘seharusnya dilakukan’ dan bahwa mereka akan merasa jadi orang yang kurang berguna jika hanya tinggal di rumah dan mengasuh anak-anak saja.

Nikmatnya berkarir

Ada ibu yang merasa diri puas dan amat menikmati karirnya, kadang kala ada pasangannya yang lebih tertarik untuk sepenuhnya melakukan perannya sebagai orangtua sehingga mereka bertukar peran. Ada juga pasangan yang kedua-duanya lebih menyukai pekerjaan / berkarir.

Tak suka mengasuh anak

Ada orangtua yang merasa mereka tidak cakap dalam mengasuh anak-anaknya sendiri, sehingga mereka merasa lebih baik jika bekerja untuk mencari uang yang dipakai untuk memberikan upah kepada orang-orang yang lebih ahli dalam mengasuh anak.

Namun bila Anda tidak tega meninggalkannya bersama orang lain. Anda ingin Anda sendiri yang mengasuhnya. Bila itu yang menjadi beban Anda, Anda tidak perlu malu-malu untuk mengungkapkannya. Berikut ini beberapa alasan yang bisa Anda pakai :

Aku mau semuanya untukku

Mengapa justru orang lain yang menikmati kelucuan anak-anakku, sementara aku sendiri harus berkutat mencari uang untuk membayar orang tersebut? Mengapa justru orang lain dan bukan aku yang melihat anakku berjalan untuk pertama kalinya, berteriak pertama kalinya ataupun menyaksikan dia mengucapkan kata yang pertama? Aku mau semuanya itu untukku!

Akulah yang terbaik

Tak seorang pun bisa menandingi aku dalam soal mengasuh anak-anakku. Tak ada yang menandingi perasaanku terhadap anak-anakku. Tak ada yang mampu memahami anak-anakku sebaik aku.

Akulah orang yang paling hati-hati

Aku tak mudah puas soal keamanan bagi anak-anakku, dalam melindungi mereka terhadap perlakuan kasar, dalam kepekaan terhadap perasaan mereka dan tayangan media yang mereka saksikan. Aku tak mau mengambil resiko apapun yang bisa menyebabkan hal-hal buruk terjadi pada mereka. Karena itu, aku layak berada bersama mereka setiap waktu. Aku tahu, kalau mereka bersamaku, berarti mereka aman.

Aku senang bekerja sama

Aku dan pasanganku bekerjasama dengan baik, kami saling melengkapi dalam menjalankan peran kami sebagai orangtua dan aku senang melakukannya bersama dia. Itu menjadi salah satu alasan yang membuat hubungan kami semakin erat.

Aku miskin tapi bangga

Rasa percaya diriku begitu besar sehingga aku tak membutuhkan perabotan rumah tangga yang mewah atau pakaian yang mahal atau rumah serta mobil mewah. Aku merasa anak-anakku adalah permataku. Jadi aku sudah cukup bangga dengan memiliki mereka dan kehidupan yang mungkin tidak berlebihan.

Aku ini pemalas

Karena aku ini pemalas, aku ingin membesarkan anak-anakku menjadi anak-anak yang tidak nakal dan rewel sehingga segala sesuatu mudah bagiku di kemudian hari dan mereka dapat merasa aman dan nyaman. Aku berniat memuluskan dan menikmati masa remaja mereka. Dan aku juga membiasakan mereka untuk mengerjakan banyak macam pekerjaan rumah tangga.

Aku ‘menceburkan diri’

Aku menikmati perkembangan anak-anakku, rasa saling memberi perhatian, keleluasaan mengatur irama kerjaku, memutuskan sendiri bagaimana aku memanfaatkan waktuku, berkumpul bersama para orangtua yang lain, menikmati suasana liburan kami dengan berbagai kegiatan, menikmati perasaan bahwa anak-anakku membuatku selalu merasa muda, dan menikmati perasaan bahwa akulah pusat dunia mereka.

Apapun pilihan Anda, apapun alasan yang Anda pakai dan apapun yang menjadi bahan pertimbangan Anda, ingat bahwa hidup bahagia bersama keluarga adalah hal yang utama.

Sumber : buku mendidik anak dengan cinta/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami