Al Shahaab, Jihad Anti Pemerintahan Somalia

Nasional / 7 July 2010

Kalangan Sendiri

Al Shahaab, Jihad Anti Pemerintahan Somalia

Lois Official Writer
2491

Para pendemo anti pemerintah, termasuk para wanita yang mengenakan jilbab penuh, membawa senapan otomatis AK-47, bersama-sama menuju ke jalanan di Somalia. Para pendemo tersebut meneriakkan slogan-slogan dan membawa spanduk berbahasa Inggris yang menuduh African Union Mission in Somalia atau AMISOM, sebuah organisasi perdamaian bidang militer yang mendukung pemerintah, dalam membunuh rakyat.

“AMISOM membunuh ibu saya” dan “AMISOM pergilah dari negeri kami” adalah dua dari slogan yang menentang pembawa damai di Afrika tersebut. Para pendemo sebelumnya telah mengikuti reli yang diadakan oleh para pro pemerintah Jumat lalu dan terjadi bentrokan keras antara para pemeluk Islam dan pasukan pemerintah yang mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia.

Somalia memang sudah tidak stabil lagi pemerintahannya sejak tahun 1991, dan sekarang ini, grup militant Islam tersebut mengobarkan perang melawan pemerintahan dengan tujuan untuk mensahkan hukum Islam atau syariah.

Presiden Somalia Sheikh Sharif Sheikh Ahmed memimpin pasukan Transitional Federal Government atau TFG yang melawan al Shabaab, grup fundamental Islam yang bersekutu dengan al Qaeda. Ahmed sendiri dulunya adalah sosok moderat di Islamic Courts, seorang sekutu al Shabaab dan memegang kuasa di Somalia selama 6 bulan tahun 2006 sebelum akhirnya digulingkan oleh pasukan Ethiopia.

Ethiopia memegang tampuk kekuasaan sampai awal tahun 2009, ketika TFG mengambil alih kontrol, menguasai sebagian kecil wilayah Mogadishu, ibukota, dan dilindungi oleh penjaga damai African Union dari Uganda dan Burundi. Al Shabaab juga menjangkau penduduk Somalia yang tinggal di barat, menjadikan anak muda Muslim radikal melalui internet dan membangkitkan semangat mereka untuk kembali ke negara mereka dan bergabung dengan jihad.

Diperkirakan ada lebih dari 200.000 penduduk Somalia yang dipaksa untuk melarikan diri tahun ini. Penduduk yang tinggal pun karena terpaksa. Penjagaan yang ketat dan pemeriksaan dan kesulitan untuk menggunakan transportasi apapun memaksa mereka untuk tinggal.

Al Qaeda sudah merambat ke mana-mana. Bahkan mereka pun memakai kaum hawa untuk mendukung militant yang mereka lakukan. Mereka menggunakan senjata, ancaman, dan kekerasan untuk menentang orang-orang / negara yang menentang mereka. Di Indonesia sendiri, ada begitu banyak teroris yang bersarang dan mengancam keselamatan negara. Mereka seperti kanker yang terus menggerogoti bangsa ini.

Sumber : cnn/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami