Belu, Air Mineral Berbasis Lingkungan

Investment / 6 July 2010

Kalangan Sendiri

Belu, Air Mineral Berbasis Lingkungan

Puji Astuti Official Writer
2916

Bisnis  ramah lingkungan saat ini sudah mulai bermunculan, namun pengusaha di bidang air mineral yang menggunakan botol ramah lingkungan ini termasuk salah satu pionir dibidangnya. Dengan nama produk “Belu” (baca : Blue), Reed Paget yang awalnya berprofesi sebagai jurnalis ini banting setir pada bisnis air mineral ini pada tahun 2004 dan menjadikan produknya air mineral tanpa karbon pertama di dunia di tahun 2006.

Namun usahanya membangun bisnis tidaklah semudah yang dibayangkannya. Bisa membuat konsumen membeli produknya barulah setengah dari pertempurannya, namun menghadapi saingan sekelas Coca-cola dan Nestle bisa membuat terintimidasi.

“Kami mengalami kesulitan mencari penyandang dana, karena Belu ditujukan untuk membantu pemulihan lingkungan, sehingga keuntungan tidak mengalir ke kantong investor,” demikian ungkap Paget.

Namun kerja keras selalu membuahkan hasil, pada tahun 2004 di tahun peluncurannya, penjualan hanya mencapai $13.000. Namun pada akhir 2008, penjualan di tutup sebesar  4 juta dolar. Bahkan dalam masa krisis ekonomi, perusahaan tersebut tetap menghasilkan keuntungan yang positif.

Yang membuat Belu istimewa adalah botol plastik air mineral ini dibuat dari bahan turunan jagung, sehingga bisa di urai oleh tanah dan menjadi pupuk kompos. Selain menyampaikan pesan ramah lingkungan, produk Belu juga menunjukkan bahwa usaha penyelamatan lingkungan harus dimulai segera dengan menggunakan produk ramah lingkungan.

Saat ini setiap bulannya sekitar setengah juta botol Belu terjual dengan pesan penyelamatan lingkungan tertempel pada botolnya, dan didistribusikan ke 1.000 outlet di Inggris. Namun Belu tidak akan berhenti di Inggris saja, jika mereka memperoleh pendana yang lebih besar, Belu ingin merambah ke seluruh penjuru dunia.

Bagi Paget, si pendiri perusahaan ini keuntungan bukanlah gol utamanya. Dia tidak memungkiri bahwa Belu harus dijual diatas biaya produksi, namun jika sudah diperhadapkan antara keuntungan dengan penyelamatan lingkungan maka pihaknya memilih untuk memberikan lingkungan yang lebih baik bagi dunia ini.
Usaha ini perlu di contoh di Indonesia dimana masyarakatnya menghasilkan bergunung-gunung sampah yang sulit untuk di daur ulang. Jadi, apakah Anda akan menjadi salah satunya? Kami tunggu inovasi dari Anda.

 

Sumber : Time
Halaman :
1

Ikuti Kami