Pangeran Harry Rindu Kembali Ke Afganistan

Nasional / 30 June 2010

Kalangan Sendiri

Pangeran Harry Rindu Kembali Ke Afganistan

Lois Official Writer
2747

Penugasan 10 pekan Pangeran Harry pada 2008 menandai untuk pertama kali seorang bangsawan Inggris berada di garis depan pertempuran sejak perang Malvinas, 28 tahun lalu, ketika Pangeran Andrew menerbangkan helikopter. Cucu Ratu Elizabeth dan pewaris ketiga dalam garis takhta Inggris yang berusia 25 tahun ini sebelumnya pernah menjadi perwira garis depan di medan perang Afganistan.

Sayangnya, dia harus meninggalkan perang tersebut dua tahun yang lalu. Pemerintah Inggris mengkhawatirkan keselamatan pangeran, setelah media membocorkan keberadaannya sebagai perwira garis depan di Afganistan tersebut.

Walaupun begitu, Pangeran Harry ingin kembali ke Afganistan, tetapi tentunya pasti akan sulit untuk memperoleh izin. Apalagi bila diendus lagi oleh media massa dan mengabarkan keikutsertaannya sehingga bisa membahayakan nyawanya karena bisa menjadi sasaran empuk gerilyawan Taliban, Al Qaeda atau kelompok lain di Afganistan.

“Saya sangat ingin kembali, benar-benar ingin,” katanya dalam program televisi ABC, Good Morning America. “Sepanjang karir ketentaraan, saya selalu diizinkan dan secara politik diperbolehkan. Saya akan mengabdi kepada negara saya seperti tentara lain,” lanjutnya.

Belakangan ini Pangeran Harry menghabiskan akhir pekan di New York, bermain dalam pertandingan polo amal dan menghadiri acara lain untuk mengumpulkan dana amal bagi korban AIDS di Lesotho dan para veteran perang. Namun, di dalam hatinya begitu nyata keinginan untuk terjun langsung ke medan pertempuran tersebut, bahkan ia menyatakan sulit untuk melupakan Afganistan.

“Itu sulit. Jika kami bisa damai, itu hal yang luar biasa. Tapi, jika kami harus berperang, setiap orang pasti punya keinginan untuk berada (di medan perang) bersama saudara seperjuangan,” demikian ungkapan hatinya.

Hatinya dipenuhi dengan kecintaan akan negaranya dan juga ingin menderita / merasakan seperti yang dirasakan oleh tentara-tentara yang terkadang harus mengorbankan nyawanya. Cerminan sikap inilah yang sama seperti Yesus. Yesus, seorang Pangeran Sejati, mau turun ke dunia dan terjun menderita tanpa takut dan berani menanggung kita semua. Dia merasakan seperti apa yang kita rasakan, jadi Dia mengerti betul semua hal yang terjadi dalam hidup kita.

Sumber : kompas/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami