Utang Baik dan Utang Buruk

Investment / 25 June 2010

Kalangan Sendiri

Utang Baik dan Utang Buruk

Budhi Marpaung Official Writer
4664

“Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi.” (Roma 13:8)

Jika ada utang buruk, berarti ada juga utang yang baik. Utang yang baik dapat digambarkan sebagai utang yang membantu Anda membangun ekuitas atau meningkatkan kekayaan bersih Anda. Sebagai contoh, pinjaman pendidikan biasanya dianggap utang baik karena dalam jangka panjang pendidikan lebih umum diterjemahkan menjadi tenaga produktif yang lebih tinggi.

Kebanyakan orang meminjam uang untuk hipotek rumah-jika membeli rumah adalah investasi yang bijak yang meningkatkan nilai dan menambah kekayaan bersih Anda, maka akan dianggap sebagai utang lancar. Contoh lain dari utang yang baik mungkin pinjaman untuk menjalankan usaha kecil-misalnya, jika Anda meminjam uang sebesar 7 persen dan menggunakan uang itu sehingga meningkat menjadi 15 persen atau 20 persen, maka akan dianggap utang baik karena Anda menggunakan pinjaman untuk meningkatkan kekayaan bersih Anda. Utang termasuk pinjaman yang membantu Anda untuk membangun masa depan keuangan Anda.

Di sisi lain, utang buruk adalah utang yang berdampak negatif terhadap masa depan keuangan Anda. Utang buruk bisa digambarkan sebagai kewajiban yang berlangsung lebih lama dari pembelian barang dan yang tidak membuat peningkatan kekayaan bersih Anda. Sebelum melakukan pembelian melalui pinjaman, tanyakan pada diri Anda apakah ini utang baik atau buruk - utang itu membantu meningkatkan nilai bersih saya atau justru akan menurunkan kekayaan bersih saya? Hindari utang buruk sebanyak mungkin.

Asosiasi Perencanaan Keuangan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa jumlah hutang tidak boleh melebihi 10-15 persen dari take-home pay Anda (termasuk hipotik). Banyak ahli merekomendasikan utang tidak boleh melebihi 25 persen dari pendapatan. Utang yang berlebihan dapat membuat Anda kelelahan untuk melunasinya.

Sebuah peristiwa tak terduga seperti perampingan kerja, perceraian, kematian dalam keluarga, kecelakaan, pencurian, tagihan pajak yang besar, atau biaya pengobatan dapat memberikan hasil yang tragis untuk keuangan Anda dan menghasilkan sebuah krisis utang. Sebuah peristiwa besar yang tak terduga dikombinasikan dengan tabungan dan asuransi yang tidak mencukupi dengan mudah dapat menghasilkan sebuah krisis utang.

Dengan asumsi pinjaman kredit adalah sesuatu yang Anda ingin hindari jika keadaan memungkinkan. Beberapa hal dari meminjam yang perlu Anda ketahui, antara lain:

1. Hindari berutang agar bisa liburan atau makan di restoran mewah; lebih baik uang Anda miliki digunakan untuk menabung. Bila Anda tetap menginginkan melakukannya, biasakan untuk membayar semua hal tersebut dengan tunai.

2. Pinjamlah uang sesedikit mungkin dan tingkat bunga serendah mungkin.

Kebanyakan masalah orang yang terlilit utang adalah karena mereka tidak dapat mengelola pendapatan mereka dengan baik. Oleh karenanya, cukupilah diri dengan apa yang kita miliki.

“Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi” (Amsal 22:7).

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami